Minggu, 13 Maret 2022

Kementan Dorong Petani Tingkatkan Kualitas untuk Mengurangi Ketergantungan Kedelai Impor

Kementan Dorong Petani Tingkatkan Kualitas untuk Mengurangi Ketergantungan Kedelai Impor

Foto: DOK. HUMAS BPPSDMP
Pemenuhan kedelai secara mandiri sangat diperlukan.

JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM. Pemenuhan kedelai secara mandiri sangat diperlukan sebab kebutuhan kedelai sebagai bahan baku untuk produksi tempe dan tahu setiap tahunnya semakin bertambah.

 

Peningkatan produksi kedelai memang tidak mudah untuk dilakukan. Sebab, kedelai masih diposisikan sebagai tanaman penyelang atau selingan bagi tanaman utama seperti padi, jagung, tebu, tembakau, dan bawang merah.

 

Namun untuk melepaskan Ketergantungan kedelai impor, Kementan mendorong para petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. 

 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, konsumsi kedelai impor cukup tinggi karena harganya jauh lebih murah dibandingkan kedelai lokal. Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal. 

 

"Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret sebagai upaya menstabilkan harga dulu. Mudah-mudahan harga stabil bukan hanya di Jakarta namun di Jawa, serta daerah lain juga," jelas Mentan SYL.

 

Ia pun mendorong perajin tahu tempe untuk menggunakan kedelai lokal. Pasalnya, kualitas lebih bagus dibanding kedelai impor. 

 

"Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau," tuturnya.

 

Dalam kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 09 bertemakan Prospek Tanam Kedelai, Jumat (11/03/2022) di AOR BPPSDMP, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, diversifikasi pangan lokal sangat dibutuhkan. Utamanya, untuk meningkatkan eksistensi produksi dengan buat organik.

 

“Harga kedelai bagus, ayo tanam kedelai segera,” ujar Dedi memberi semangat para petani kedelai. Ia menambahkan, saat ini Kementan terus mendorong peningkatan kualitas produksi kedelai.

 

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, akselerasi tanaman kedelai untuk petani yang existing adalah dengan meningkatkan perbenihannya.

 

“Diperlukan pengenalan daerah baru yang dulu pernah ikut program tanam tumpang sari, metuk dengan tanam jagung dan tanam kedelai,” jelas Suwandi.

 

Narasumber lainnya, Hugo Siswaya, Sekjen Gakoptindo menjelaskan, stok kedelai berada pada petani, kelompok tani, pengepul, atau bandar. Namun, harga kedelai lokal sangat bergantung pada perkembangan harga impor.

 

“Gakoptindo siap menjadi off taker atau pembeli kedelai hasil produksi petani,” jelas Hugo.

 

Hugo menambahkan, posisi Gakoptindo dan Primkopti pada saat ini berada pada level dan penyalur kecil sehingga sangat tidak mungkin mampu mempengaruhi harga kedelai. 

 

Mewakili Kementerian Perdagangan, Niken menjelaskan, kenaikan harga kedelai dikarenakan adanya inflasi. “Kenaikan harga kedelai dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk meningkatkan produksi lokal,” jelasnya.

 

Menurut Niken, faktor yang mempengaruhi perhitungan harga kedelai di tingkat pengecer di antaranya harga kedelai internasional, harga di tingkat importir, dan harga di tingkat pengrajin.

 

 

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain