Foto: Peni Sari Palupi
Serangan penggerek batang fase generatif bikin malai malai kosong (beluk)
Aplikasi ini memungkinkan petani memantau populasi hama secara akurat dari ponsel pintarnya.
Dalam konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), pemantauan (monitoring) termasuk unsur kunci keberhasilan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). “Kita harus monitor hama secarapresisi dan efektif. Dengan monitoring yang tepat, kita bisa mengupayakan tindak lanjut terkait keputusan cara pengendalianyang tepat,” ujarAlan Soffan, PhD, Dosen Faperta UGM, pengembang itrapsystem.com, sebuah sistem pemantauan hama pintar (smart pest monitoring system-SMS) berbasis internet.
Integrasi Tiga Komponen
Apa itu iTrap? iTrap terdiri dari 3 komponen, yakni sistem penghitung otomatis hama yang terperangkap, sistem pemantau iklim sekitar, dan platform monitor data seketika (real-time) berbasis web. “Alatnya berupa perangkap konvensional tapi kami buat ‘smart’ dengan dipasangi komponen elektronik untuk coding. Begitu hama terperangkap, sensor menghitung secara otomatis. Data ini dikirim ke sistem yang bermuara di Cloudsehingga bisa diakses siapa saja melalui smartphone tanpa perlu ke lapangan,” jelas jebolan King Saud University, Arab Saudi ini.
Yang membedakan SMS berjenis-jenishama yaitucounting sensor-nya. Ada yang berdasarkan citra (image-based sensor). Perangkapnya dilengkapi kamera kecil yang memotret serangga terjebaksecara berkala. Kemudian,gambar masuk ke image processing sehingga bisa dibaca datanya. Ada pula yang berdasarkan kepakan sayap (wing beat).
Di Eropa perangkap berkamera telah tersediatapi harganya lumayan mahal, Rp22 juta/unit. Karena itu, Alan mengutak-atik perangkatnya agar lebih terjangkau dan datanya mendekati real-time. Sampai saat ini, iTrap sudah bisa dipakaiuntuk memantau kumbang tanduk di kebun sawit, tikus dan burung hantu di sawah. Sedangkan,SMS untuk penggerek batang padi (PBP) sedang dalam pengujian.
PBP dan WBC
Di kalangan perusahaan pestisida, FMC mengembangkan SMS bernama ArcTM. “ArcTM adalah aplikasi pertanian terkini yang membantu petani mengamati populasi hama melalui ponsel pintar kapanpun, di manapun,” ujar Ahmil Rizkin, Precision Agriculture Manager PT FMC Agricultural Manufacturing.
Menurut Ahmil, petani umumnya mengendalikan OPT setelah ada serangan. Pengamatan dilaksanakan 7-10 hari sekali bersamaan pemupukan atau aplikasi pestisida. Selain itu, informasi OPT terbatas dari kelompok, kios, dan penyuluh. Ledakan hama tidak terprediksi dengan baik. Karena itu, petani butuh informasi yang tepat, akurat, dan terpercaya.
Aplikasi ArcTMmenyajikaninfoterkini tentang populasi hama. Aplikasi diuji coba sejak Januari 2021 di Karawang dan Subang, Jabar. Sementaraini,aplikasi baru difokuskan ke padi dengan objek pengamatan PBP dan wereng batang cokelat (WBC). Mulai 2022perusahaan memperluas pantauan jadi 9 kabupatenmeliputi Sumut (Serang Bedagai),Jabar (Subang, Karawang, Indramayu), Jateng (Klaten, Pemalang), Jatim (Bojonegoro, Banyuwangi), dan Sulsel (Sidrap).
Lulusan Faperta Universitas Padjadjaran itu menjabarkan,tim lapangan menempatkan perangkap ArcTMdi lahan petani. Satu unit mencakup hamparan 250 ha. Saat ini telah terpasang perangkap di 540 titik. Lokasi titik tetap sepanjang tahun. Ada 2 macam perangkap, delta trap untuk PBP dan sticky board untuk WBC.
“Tim pengamat mengganti sticky sheet 3 hari sekali, feromon 2 minggu sekali. Mereka juga memfoto serangga yang terperangkap. Foto dikirim ke sistem. Tim kami tidak bisa mengintervensi berapa jumlah imago yang terperangkapkarena pakai AI (artificial intelligence) untuk mengetahui jumlahnya. Untuk WBC supaya data lebih akurat, sticky board ditepuk-tepukkan di bagian bawah tanaman karena WBC menyerang batang,” terangnya.
Sejauh ini 600 penggunasudah mengunduh ArcTM. Petani dapat melihat status populasi hama di sekitar lahan: hijau – rendah,kuning – sedang, merah – tinggi, dan abu-abu – tidak ada tanaman atau belum diamati. Tren populasi bisa diketahui melihat data 6 minggu ke belakang.
Ahmil menyarankan pengendalian saat status kuning. “Ambang batasnya, populasi penggerek batang di bawah 2 ekor/hari masih hijau. Di atas 2 ekor masuk ke kuning. Di atas 3,5 ekor itu merah. Untuk WBC,di bawah 2 ekor hijau, di atas 2 ekor kuning, di atas 3 ekor sudah merah,” urainya.
Naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 333 terbit Maret 2022. Dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di e-Agrina secara gratis atau berlangganan di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.