Jumat, 18 Pebruari 2022

Startup AgTech Semaai Siapkan US$1.25 Juta Untuk Transformasi Pertanian Indonesia

Startup AgTech Semaai Siapkan US$1.25 Juta Untuk Transformasi Pertanian Indonesia

Foto: ist/Semaai
Semaai Siapkan US$1.25 Juta Untuk Transformasi Pedesaan dan Pertanian di Indonesia

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Startup AgTech berbasis di Indonesia Semaai berhasil mengumumkan pendanaan tahap awal sebesar US$1.25 juta yang dipimpin oleh Surge, program percepatan untuk startup di kawasan Asia Tenggara dan India dari Sequoia Capital India dan Beenext.

Dalam keterangan resminya, Semaai siap membangun solusi agritech yang lengkap untuk membantu petani dan UMKM pedesaan memaksimalkan potensi pendapatan dan revitalisasi komunitas pertanian pedesaan di Indonesia.

Muhammad Yoga Anindito, co-founder Semaai menuturkan, pertanian di Indonesia merupakan sebuah industri dengan nilai US$100 miliar yang terdiri dari 13,5% dari PDB negara, dan didukung oleh lebih dari 40 juta petani dan usaha kecil di daerah pedesaan.

“Ini hampir sepertiga (29%) dari angkatan kerja di Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja pertanian terdiri dari petani kecil, petani skala kecil, dan UMKM pedesaan seperti toko tani, yang merupakan pengecer pertanian kecil yang memasok sarana produksi (saprodi) dan alat-alat pertanian (alsintan) kepada petani kecil,” tuturnya.

Ia menilai, kendati kontribusi petani pada perekonomian di Indonesia sangat besar, para petani dan UMKM pedesaan ini masih menghadapi tantangan untuk dapat mempertahankan mata pencahariannya. Padahal, permintaan kelas menengah akan produk makanan yang beragam semakin meningkat. Namun, mereka belum bisa memanfaatkan momen ini karena rantai pasok pertanian yang sangat terfragmentasi dan kompleks di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan penetapan harga yang tidak jelas, kurangnya akses ke saprodi dan alsintan yang terjangkau, dan kesenjangan besar dalam pasokan (supply) dan permintaan (demand).

“Semaai bertujuan untuk mengatasi masalah sistemik tersebut dengan menawarkan rangkaian layanan yang komprehensif untuk komunitas pertanian pedesaan. Startup ini mengkombinasikan konsultasi khusus melalui tim ahli agronomi, akses ke teknologi modern serta saprodi dan alsintan dengan harga terjangkau seperti benih, pestisida dan pupuk,” urainya.
 
Semaai berencana untuk memperluas jaringan pusat layanan pengiriman untuk menyebarkan layanan mereka, dimulai dari toko tani (pengecer pertanian) dan akhirnya menjangkau mayoritas petani kecil di pedesaan Indonesia. Tujuannya, memastikan para petani dapat memotong perantara, mendapatkan harga terbaik dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka melalui rantai pasok pertanian yang lebih transparan dan efisien.

Dalam kurun waktu lima bulan sejak peluncuran, Semaai telah berhasil mendapatkan pertumbuhan gross merchandise value (GMV) dari produk yang dijual ke toko pertanian dan koperasi sebesar sepuluh kali lipat. Ini sesuai dengan ambisi Semaai untuk menjangkau dan memberikan manfaat kepada 100.000 petani kecil dan UMKM pedesaan di tahun depan.

Digitalisasi UMKM di sektor hulu pertanian berpotensi menjadi game-changer bagi agroekosistem Indonesia. Semaai percaya dalam memanfaatkan teknologi untuk mengubah pola pikir dan cara petani dan pelaku UMKM dalam menjalankan kegiatan, dan melengkapi dengan alat dan keterampilan yang diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan para petani.

“Kami yakin bahwa bersama dengan tim kami yang berpengalaman dan pendekatan online-ke-offline yang unik, kami dapat tumbuh secara eksponensial untuk memberikan dampak yang berarti bagi lebih banyak petani. Dana dari penggalangan ini akan kami gunakan untuk memperkuat tim kami, memperdalam sistem distribusi kami dan ekspansi ke seluruh Indonesia,” ujar Yoga Anindito.

Sebagai informasi, Semaai didirikan pada April 2021 oleh Muhammad Yoga Anindito, Abhishek Gupta dan Gaurav Batra. Yoga sebelumnya memimpin perusahaan distributor input pertanian Hasana, yang sangat memperdalam pemahamannya tentang value chain pertanian Indonesia, dan meraih gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan gelar Master dari Universitas Stuttgart.

Sementara Abhishek, berpengalaman bekerja dengan pemerintah Indonesia, Australia dan India, Unilever dan World Bank untuk memimpin berbagai projek rural dalam bidang agrobisnis, fintech dan kebijakan. Sedangkan Gaurav, telah memimpin banyak tim keahlian teknik, pertumbuhan dan analitik di berbagai startup yang berfokus secara global, dan sebelumnya bekerja di Goldman Sachs.

Angel investor seperti Nipun Mehra, Founder & CEO dari startup e-commerce, Ula; Harshet Lunani, founder dan CEO dari Qoala; dan Prashant Pawar, Bankir Investasi Teknologi di Houlihan Lokey juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

Try Surya A

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain