Senin, 7 Pebruari 2022

Kenapa Harus Sistem Rakit Apung?

Kenapa Harus Sistem Rakit Apung?

Foto: – Dok. Sayurikan.id
Media budidaya rakit apung lebih murah dan mudah

Hidroponik sistem rakit apung sangat cocok buat pekerja minim waktu luang yang ingin bertani di perkotaan.

 

Sebagai bagian pertanian perkotaan (urban farming), hidroponik sistem rakit apung (water culture) sangat mudah dan murah diaplikasi. Yuk, cari tahu caranya.

 

Lebih Mudah

 

Ketua Kelompok Amanah Hidroponik, Sarjono menyampaikan, penggunaan media budidaya rakit apung sangat mudah dalam perawatan. Terutama, bagi karyawan yang memiliki pergiliran 3 waktu kerja tapi juga ingin bertani. “Rakit apung perawatannya minim. Pembersihan rakit apung hanya 3-4 bulan sekali,” terangnya saat AGRINA berkunjung ke lokasi Amanah Hidroponik di Bekasi, Jabar(20/1).

 

Didi Kurnia salah satu dari tiga arjuna pendiri Sayurikan.id mengatakan, memilih rakit apung sebagai media budidaya hidroponik yang paling murah dan mudah. Didi bersama kedua temannya, Dimas Dasadan Cornelius Hendrik, mengaku hanya punya modal terbatas Rp100 juta untuk berbisnis pertanian modern mengandalkan teknologi yang sekaligus menjadi gerakan mengajak anak muda terjun ke pertanian.

 

Modal tersebut dipakai buat membangun hidroponik menggunakan greenhouse(rumah kaca) pada lahan 350 m2di Sukalayu, Kec. Tamansari, Kab. Bogor, Jabar. Ketiga arjuna itu mengaggap, rakit apung merupakan pilihan tepat karena tidak perlu melakukan pengurasan setiap haridan bak penampung hanya perlu dikuras kurang lebih 4 bulan sekali. 

 

“Rakit apung dari segi perawatan tidak terlalu sulit. Saat mati lampu, tidak khawatir karena nutrisi tetap terjaga di bak penampung. Ditambah lagi,semua bekerja.Pengecekan budidaya hanya seminggu sekali karena (lokasi) cukup jauh dari rumah. Memang ada 3 pekerja di sana tapi untuk semai, perawatan, dan panen saja. Rakit apung paling amanlah,” urai Didi.

 

 

Tips Budidaya

 

Sarjono memberikan tips berbudidaya menggunakan rakit apung yang dimulai pada Juli 2020. Yaitu, siapkan kebutuhan media tanam di awal budidaya seperti bak penampung nutrisi, styrofoamyang sudah dilubangi untuk meletakkan net pot, rockwool untuk menyemai benih,serta nutrisi pupuk AB Mix. “Kunci dasar budidaya hidroponik ada di persemaian dan kebutuhan nutrisi tepat, sesuai sayuran yang ditanam” ulas Sarjono didampingi rekannya, Rahmat Saputra.

 

Sebelum memulai budidaya, pemilihan benih menjadi kunci awal sukses. Iqbal Kusnandarsyah, Junior Urban Farming Specialist PT East West Seed Indonesia menjelaskan, tips membeli benih unggul berkualitas yaitu benih memiliki sertifikat,ada izin edar, memiliki tanggal kedaluwarsa. “Jangan beli abal-abal,” tegasnya.

 

Didi menerangkan proses persemaian. Benih diletakkan di atas rockwool yang sudah dibasahi, tunggu benih sampai pecah sekitar 24 jam. Setelah itu, pindahkan benih ke tempat yang terkena sinar matahari. Benih yang berumur1-2 minggu atau sudah muncul daun kemudian dipindah ke sistem rakit apungdan diberi nutrisi pupuk AB Mix.

 

“Larutan nutrisi AB Mix beli jadi.Kemungkinan besar akan coba untuk buat nutrisi sendiri,” jelas lulusan S2 jurusan Manajemen Sistem Informasi Bisnis, Universitas Gunadarma itu.

 

 

Naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 332 terbit Februari 2022. Dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di e-Agrina secara gratis atau berlangganan di Magzter, Gramedia, dan Myedisi. 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain