Berdikari tidak melakukan impor dari wilayah Brasil Mato Grosso dan Minas Gerais
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pemerintah Brasil saat ini menangguhkan ekspor daging sapi sapi ke China setelah Kementerian Pertanian Brasil mengkonfirmasi adanya dua kasus penyakit sapi gila yang tidak biasa di negara bagian Mato Grosso dan Minas Gerais.
Mengutip Bloomberg, penangguhan ekspor daging sapi ke China diperkirakan hanya berlangsung sementara mengingat temuan ini bersifat tidak biasa menurut Analis Rabobank Chenjun Pan. Atypical case ini cenderung bersifat langka dan muncul secara spontan, berbeda dengan kasus umum yang disebabkan oleh pakan yang terkontaminasi.
Sebelumnya, pada 2019 Brasil juga pernah menangguhkan ekspor daging sapi ke China seusai menemukan kasus serupa. Pemerintah China lantas mencabut larangan impor 10 hari setelahnya.
Sementara itu, Sekretaris BUMN Pangan PT Berdikari, Dheni Karmavina memastikan, perusahaan tidak pernah melakukan pemesanan daging sapi dari kedua wilayah kasus ditemukan. Ia menjamin pasokan daging sapi impor dari dua pemasok yang bekerja sama dengan Berdikari yakni Minerva dan JBS tidak ikut terdampak.
“Daging sapi beku yang diekspor oleh supplier Berdikari telah terlebih dahulu lulus uji kesehatan dan halal serta bersertifikasi resmi,” kata Dheni mengutip Bisnis.com, (6/9).
Dheni mengatakan, kasus penyakit sapi gila ditemukan pada dua ekor sapi tua yang berlokasi di wilayah operasional yang berbeda. Kasus ini juga menjangkit sapi yang bukan berada di umur sapi untuk ekspor.
Dheni menjelaskan bahwa daging sapi yang didatangkan oleh Berdikari telah lulus uji kesehatan dan aspek kehalalan. Selain itu, Minerva dan JBS telah memperoleh sertifikasi halal dari lembaga resmi yang berwenang di Indonesia.
Sebagai informasi, tahun ini Berdikari mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor daging sapi beku Brasil sebanyak 20.000 ton. Daging sapi ini didatangkan dengan tujuan stabilisasi harga dan pemenuhan kebutuhan seperti daging kerbau Brasil. Realisasi pemesanan daging sapi Brasil oleh Berdikari hingga saat ini mencapai 12.355 ton. Sekitar 6.915 ton di antaranya telah masuk ke Indonesia. Sementara sisanya masih dalam proses produksi dan pengiriman.
Try Surya A
