Kamis, 2 September 2021

Lebih Makmur Tanpa Saprodi Bersubsidi

Lebih Makmur Tanpa Saprodi Bersubsidi

Foto: Dok. PT Pupuk Indonesia (Persero)
Menteri BUMN Erick Thohir (berbaju biru tua) dan Achmad Bakir Pasaman (ketiga dari kanan) menebar pupuk bersama jajaran direksi PT Pupuk Indonesia (Persero) Grup dalam peresmian Program Makmur

Kesenjangan antara kebutuhan dan alokasi pupuk subsidi bagi petani perlu solusi. Melalui Program Makmur, petani bisa lebih makmur dengan pupuk nonsubsidi.
 
Tahun ini, pemerintah hanya menyediakan 9,04 juta ton, jauh dari usulan berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) yang mencapai 24,306 juta ton. Karena itu PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai penyedia pupuk bersubsidi mengajak petani bergabung dalam Program Makmur.
 
Bagaimana gambaran Program Makmur? Ikuti respon Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Bakir Pasaman menjawab pertanyaan AGRINA (6/9).
 
 
Bagaimana latar belakang dibentuknya Program Makmur, konsep dan manfaatnya bagi para stakeholder yang terlibat, khususnya petani?
 
Berawal dari arahan pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk melakukan transformasi bisnis, Pupuk Indonesia kemudian menetapkan lima inisiatif strategis. Salah satunya adalah menjadi penyedia nutrisi tanaman yang lebih customer-centric melalui riset dan pemasaran yang terintegrasi, Pupuk Indonesia kemudian menginisiasi program Agro Solution pada 2020. Kemudian pada bulan Agustus 2021, Agro Solution telah berganti nama atau rebranding dan diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dengan nama MAKMUR.
 
Jadi, Makmur merupakan program solusi pertanian melalui pendekatan holistik dengan tujuan untuk memakmurkan petani, yaitu dengan meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari hasil usaha tani. Dalam program ini petani menggunakan input pertanian (benih, pupuk, dan pestisida) nonsubsidi atau komersil. Petani juga akan mengadopsi praktik pertanian unggul yang melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi. Semua dilakukan dengan basis triple bottom line 3P (People, Planet, Profit).
 
Secara teknis, program ini dijalankan oleh lima anggota holding Pupuk Indonesia, yaitu Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Sriwidjadja Palembang, Pupuk Kujang Cikampek, Pupuk Kalimantan Timur, dan Petrokimia Gresik.
 
Dalam praktiknya, Makmur melibatkan sejumlah stakeholder. Perbankan sebagai penyedia modal, perusahaan asuransi memberikan proteksi jika terjadi gagal panen, adanya kepastian pembelian hasil panen dari off-taker, hingga pemerintah daerah yang turut memberikan bimbingan dan dukungan teknis lainnya.
 
Dari hasil uji coba di berbagai daerah, Program Makmur terbukti berhasil memberikan banyak manfaat kepada petani. Tercatat kenaikan produktivitas pada komoditas jagung sebesar 42% dan padi 34%. Begitu juga keuntungan, terjadi kenaikan untuk petani jagung sebesar 52% dan petani padi sebesar 41%.
 
Kami berharap, program ini dapat menarik minat petani atau bahkan petani muda untuk bergabung. Petani bisa menjadi lebih makmur tanpa harus bergantung dengan pupuk subsidi, serta secara luas dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 327 terbit September 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain