Foto: Istimewa/Humas Ekon
Ekspor telur tetas dilepas Kemenko Perekonomian Airlangga Hartato.
Klaten (AGRINA-ONLINE.COM). Bisnis perunggasan Indonesia kembali menembus pasar mancanegara. PT Januputra Sejahtera berhasil mengekspor telur tetas (hatching egg) ayam broiler ke Myanmar sebanyak 166.000 butir dan Vietnam 145.000 butir.
Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, peternak harus terus berupaya mencari peluang usaha agar bisa mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya. Komisaris utama PT Januputra Sejahtera, Singgih Januratmoko mengatakan, perusahaannya sejak tahun lalu sudah mulai merintis dan membidik pasar mancanegara. Salah satu peluangnya adalah kebutuhan telur tetas (hatching egg) parent stock ayam broiler di Myanmar, afrika, kamboja dan Vietnam.
“Sebagai perusahaan perunggasan yang bergerak di hulu atau pembibitan, ada peluang kebutuhan parent stock (PS) ayam broiler di kedua negara itu. Akhirnya kami mendapat pasar untuk mengirim secara reguler,” jelas Singgih.
Ekspor perdana ini ditujukan ke Myanmar sebanyak 166.000 butir telur tetas PS. Dari jumlah tersebut akan menghasilkan sedikitnya 24 juta ekor final stock ayam broiler.
“Tahap awal pada Agustus ini kami ekspor 66.000 butir HE dan pada September 99.000 butir,” ujar Pria yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Petunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia ini.
Selain ke Myanmar, PT Januputra juga akan mengekspor telur tetas PS ke Vietnam sebanyak 145.000 butir yang nantinya menghasilkan 21 juta ekor anak ayam atau Final Stock DOC (day old chicken). Ekspor ke Vietnam akan dilakukan November dan Desember mendatang.
Upaya ekspor yang dilakukan PT Januputra, selain menunjukkan kemanpuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, juga sebagai antisipasi over supply produksi ayam broiler yang sudah terjadi tiga tahun terakhir.
“Ini bentuk komitmen kami untuk mengatasi masalah over supply produksi ayam broiler sehingga diharapkan bisa membantu peternak mandiri di dalam negeri,” tandas Singgih.
Sub sektor peternakan, khususnya perunggasan pada masa pandemi berkontribusi meningkatkan pertumbuhan sekitar 7%. Singgih berujar, untuk bisa melakukan ekspor yang berkelanjutan, Kementerian Pertanian harus konsisten dengan komitmennya membantu perusahaan yang melakukan ekspor. Salah satunya adalah komitmen untuk memberikan reward penambahan produksi Grand Parent Stock (GPS).
“Kami minta Menteri Pertanian maupun Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk konsisten dengan komitmennya,” pungkasnya.
Try Surya A