Jumat, 23 Juli 2021

Peternak Unggas Minta Kemandirian Bibit, Integrasi Horizontal Solusinya?

Peternak Unggas Minta Kemandirian Bibit, Integrasi Horizontal Solusinya?

Foto: TSA
Koperasi peternak akan membentuk integrasi horizontal dan membutuhkan regulasi serta fasilitas dari pemerintah

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kebutuhan DOC FS (day old chicken final stock) diestimasi sebanyak 224.642.470 ekor pada Juli 2021. Sementara potensi produksinya mencapai 296.250.363 ekor. Dengan adanya afkir dini Parent Stock (PS) sebanyak 2.185.978 ekor, produksi DOC FS diperkirakan menjadi 294.064.385 ekor. Hal ini membuat produksi berlebih sebanyak 69.421.915 ekor.
 
Direktorat Jenderal PKH Kementan menguraikan, kalkulasi karkas pada Agustus 2021 akan sebanyak 324.241 ton atau setara dengan 276.420.522 ekor ayam hidup (livebird – LB). Sementara kebutuhan hanya 247.695 ton. Artinya, tredapat surplus daging ayam sebanyak 76.546 ton pada Agustus 2021.
 
“Dalam rangka mengendalikan produksi di Agustus 2021, dilakakan pengurangan DOC FS melalui cutting HE fertil umur 19 hari di Juli 2021 sebanyak 71.230.357 butir atau setara 66.992.148 DOC FS,” urai Rofi, Subkoordinator Produksi Unggas Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak, Kamis (22/7).
 
Menurutnya, pengendalian produksi melalui cutting HE fertil dan afkir dini PS sebagai upaya menjaga keseimbangan supply (pasokan) dan demand (permintaan). Ujungnya akan berdampak kepada perbaikan harga LB di tingkat peternak. Namun yang terjadi saat ini, harga ayam hidup masih tetap berfluktuasi dan di bawah ongkos produksi. Menyikapi hal tersebut, para peternak mengusulkan untuk mengadakan bibit broiler secara mandiri.
 
Tri Hardiyanto, Dewan Pembina Gopan menuturkan, diperlukan dorongan dan fasilitas dari pemerintah untuk mendorong peternak mandiri menjadi mini terintegrasi. Nantinya intergrasi-integrasi kecil ini setara dengan perusahaan integrasi besar.
 
“Berdasarkan data pemerintah, Populasi peternak mandiri sebanyak 20%. Jika diberi kesempatan dan difasilitasi negara, peternak mandiri mampu untuk memenuhi bibit secara mandiri,” yakin dia.
 
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Muladno berujar, koperasi peternak budidaya unggas harus dibentuk untuk tergabung dalam integrator horizontal. Menurut Muladno, hal inilah yang dapat menyelesaikan carut marut di perunggasan nasional.
 
“Meskipun sulit, tapi harus yakin bisa. Nantinya ada integrator vertikal (perusahaan) dan integrator horizontal dalam sinergi komando. Pemerintah untuk memfasilitasi dan regulasi,” tuturnya.
 
Ibarat permainan sepakbola, imbuh Dirjen PKH 2015-2016 ini, Pemerintah bertindak sebagai wasit dalam pertandingan di lapangan yang sama. Bukan justru malah ikut bertanding dan mendirikan perusahaan integrasi sendiri.
 
“Niat wasit membantu pemain kecil tapi nanti malah ruwet. Wasitnya yang harus dibantu agar ikut bermain dan total membantu pemain kecil secara bijak,” tandasnya.
 
Try Surya A
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain