Foto: DOK. AGRINA
selain volume ekspor, nilai ekspor juga meningkat 5,2%
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengutarakan ekspor produk unggas Indonesia periode Januari sampai Mei 2021 mencapai 258,85 ton atau naik 12,98% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka tersebut berdasarkan angka tetap Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Pusdatin dan Ditjen PKH. Peningkatan volume ekspor produk unggas Januari-Mei 2021 tersebut, diikuti oleh peningkatan nilai ekspor 5,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Yakni dari sebesar USD841,4 ribu pada 2020 menjadi USD885,2 ribu pada tahun 2021.
Narsulla menjelaskan, ekspor berupa unggas hidup seperti DOC (Day Old Chick) dan daging olahan ayam dan telur. Negara tujuan ekspor produk unggas Indonesia antara lain Jepang, Qatar, Republic Democratic Timor Leste (RDTL) Papua Nugini dan Myanmar.
“Bahkan produk olahan daging ayam Indonesia juga telah disetujui untuk dapat masuk di negara Uni Emirat Arab (UEA). Khusus untuk ekspor ke negara jepang, saat ini tengah dipersiapkan inspeksi dari pemerintah Jepang terkait perluasan jenis produk yang dapat diekspor, termasuk karkas ayam,” tukasnya.
Nasrullah meyakini, tembusnya produk olahan daging ayam Indonesia di pasar internasional menandakan mutu produk dan status kesehatan hewan serta sistem jaminan keamanan pangan unggas Indonesia telah diterima atau diakui oleh negara maju. Status kesehatan hewan menjadi kunci utama untuk membuka peluang ekspor ke negara lain.
Saat ini, kompartementalisasi bebas flu burung Indonesia telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sesuai dengan standar internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah diterbitkannya daftar unit usaha kompartemen bebas flu burung Indonesia di website OIE.
Try Surya A