Foto: Istimewa/Dok.Kemendag
Ekspor perdana tempe ke Jepang sebesar 4,8 ton atau senilai US$ 13.000
Eksportir PT Arumia Kharisma Indonesia (PT Arumia) bekerjasama dengan pelaku usaha kecil menengah (UKM) Rumah Tempe Azaki berhasil melakukan ekspor perdana produk tempe sebesar 4,8 ton senilai US$ 13.000 ke Negeri Sakura.
“Ekspor perdana produk tempe Indonesia ke Jepang di tengah pandemi Covid-19 sangat membanggakan. Ini menunjukkan makanan asli Indonesia semakin mendunia dan membuktikan ekspor Indonesia terus melaju di tengah pandemi. Selain itu, kini Indonesia telah menghasilkan diversifikasi produk yang bisa menjadi pilihan para buyer mancanegara,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, dalam keterangan resminya, Sabtu (19/6).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi menambahkan, ekspor perdana ini merupakan momen penting untuk meningkatkan nilai ekspor produk makanan olahan Indonesia ke seluruh dunia.
Didi menjelaskan, ekspor perdana tempe ini mengadaptasi produk yang diinginkan oleh pasar Jepang. Eksportir Indonesia sudah menyesuaikan bentuk, ukuran, resep pengolahan, dan kemasan sesuai dengan yang diinginkan oleh pasar Jepang.
“Produk tempe dikemas dalam kemasan 450 gram. Produk ini nantinya akan diimpor oleh salah satu chain wholesale supermarket terbesar di Jepang yang memiliki 800 gerai di seluruh Jepang,” ujar Didi.
Ia menambahkan, meskipun merupakan negara produsen bahan makanan, Jepang juga banyak melakukan impor bahan pangan sebesar 60%. Sehingga, saat tempe didaulat menjadi superfood asli Indonesia, konsumsi tempe mulai tumbuh di negara-negara maju termasuk Jepang. Menariknya, cita rasa otentik tempe terjaga walaupun proses fermentasi tempe dilakukan di Indonesia.
Pasar impor produk pangan Jepang harus terus didorong untuk meningkatkan pangsa pasar produk pangan Indonesia yang baru mencapai 1,3% dari keseluruhan pangsa produk pangan impor di Jepang.
Sebagai informasi, pada 2020 ekspor produk pangan Indonesia ke pasar Jepang sebesar US$ 19,1 juta atau tumbuh 16% dibandingkan tahun 2019. Pertumbuhan yang pesat ini harus terus ditingkatkan sejalan dengan tren pasar Jepang yang mulai melirik produk berkualitas di luar Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Try Surya A