Foto: Dok. BBP Mektan
Drone sprayer, aplikasi pestisida dan pupuk lebih presisi
Sprayer gendong banyak diburu, sprayer modern menjadi alternatif di masa mendatang.
Pengaplikasian pupuk cair dan bahan perlindungan tanaman seperti pestisida yang lumrah dilakukan petani di dalam negeri dengan sprayer (alat penyemprot).
Pengaplikasian pupuk cair dan bahan perlindungan tanaman seperti pestisida yang lumrah dilakukan petani di dalam negeri dengan sprayer (alat penyemprot).
Umumnya, petani padi dan sayuran masih menggunakan tipe knapsack atau sprayer gendong yang sifatnya mudah dibawa.
Sedangkan di perkebunan yang lahannya cenderung lebih besar, para pengelola sudah mulai melirik pesawat nirawak (drone), bahkan traktor beroda empat agar lebih presisi.
Aprial Bakri, Quality Assurance Manager Tasco Group, produsen sprayer di dalam negeri menuturkan, kebanyakan petani memanfaatkan sprayer semi-otomatis atau manual tanpa kompresi. Ada pula sprayer elektrik yang fungsinya seperti manual tapi dinilai lebih memudahkan.
Baik penyemprot manual maupun elektrik memiliki prinsip kerja mengeluarkan cairan dari dalam tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa. Lalu cairan keluar melalui klep dan diarahkan oleh nozel menjadi droplet (butiran semprot) ke bidang sasaran semprot.
Knapsack Manual dan Elektrik
Lebih lanjut Aprial menjelaskan, keberadaan sprayer elektrik bisa jadi pilihan lantaran petani tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga saat aktivitas penyemprotan. Jenis sprayer ini menggunakan baterai aki isi ulang sebagai tenaganya. Ada juga yang menggunakan engine bermotor, berbahan bakar bensin. Tapi, tipe ini kurang diminati petani karena lebih berat dan harganya relatif lebih mahal.
Sependapat dengan Aprial, Nurdin Hidayat, Koordinator Marketing Golden Agin Nusa berujar, mayoritas petani di Tanah Air memang memilih knapsack sprayer dalam aplikasi pestisida atau pupuk cair. Dalam perkembangannya, sprayer jenis elektrik pun tersedia yang tipe manual. Artinya, ketika baterai habis, terdapat pompa manual yang tetap bisa digunakan.
“Tenaga manusia dan mesin tentu berbeda. Tekanan pada sprayer elektrik bisa diatur sehingga penyemprotan jadi lebih stabil. Sementara manual, tergantung ayunan tangan petani,” bebernya terkait benefit sprayer elektrik.
Sprayer elektrik yang ditawarkan Nurdin memiliki ketahanan baterai sekitar 4 jam. Ketika baterai habis atau minimal dua bulan sekali meskipun dalam keadaan tidak digunakan, bateria wajib dicas.
Untuk ragam tangki penampung yang tersedia di pasaran adalah berbahan dasar stainless steel (baja nirkarat) dan high-density polyethylene (HDPE). Keunggulan stainless steel, yakni tangki tidak mudah karat. Sementara HDPE berbahan lebih ringan tetapi tahan terhadap benturan.
Aprial menimpali, sprayer semi-otomatis yang banyak diminati petani memiliki varian pompa di dalam dan pompa di luar. Pompa di luar tabung, fungsinya untuk menyimpan tekanan dan lebih praktis diperbaiki ketika terjadi kerusakan. “Secara market, masih lebih tinggi pompa dalam. Pemasarannya di seluruh Indonesia. Sedangkan pengguna Kalimantan dan Sulawesi terbiasa dengan model pompa luar,” ulasnya.
Tentang bahan tangki dan standar kapasitasnya, Peraturan Menteri Perindustrian No.25/2020 mengatur, sesuai SNI sprayer gendong semi-otomatis dengan tangki baja berkapasitas 6-18 liter. Yang tangkinya berbahan plastik, memiliki daya tampung 12-18 liter. Sedangkan sprayer gendong elektrik berkapasitas 14-22 liter.
Dari sisi tekanan, Aprial mengurai, semi-otomatis memiliki kemampuan 4-6 bar. Yang bermotor, tekanannya bisa 6 kali lebih besar atau mencapai 30 bar. Butiran semprotnya pun jauh lebih banyak dan jangkauan bisa lebih luas. Namun tentunya, hal ini berbanding lurus dengan pengeluaran bahan bakar. Untuk itu, perlu mengukur kebutuhan semprot sebagai pertimbangan bujet. “Model paling kecil dengan pressure 30 bar, kebutuhan bensin 0,5 liter/jam,” imbuhnya.
Kemudian dari sisi harga, Aprial menjabarkan, sprayer semi-otomatis berada di kisaran Rp200 ribu - Rp400 ribu/unit. Untuk elektrik, di kisaran Rp300 ribu - Rp1 juta/unit. Sedangkan sprayer engine bermotor dipatok di atas Rp1,5 juta/unit.
Salah satu bagian terpenting dari sprayer adalah nozel. Menurut Nurdin, keberadaannya menentukan karakteristik hasil atau pola penyebaran semprotan. Umumnya, nozel yang dikenal petani bertipe kerucut, kipas, polijet (garis atau cerutu), dan berlubang empat. Idealnya, ukuran butiran semprot untuk pestisida berkisar 150-200 mikron.
Sprayer Modern
Selain knapsack sprayer, penggunaan drone dan traktor roda empat sebagai alternatif penyemprot sudah mulai ditawarkan baik oleh swasta maupun pemerintah di Indonesia. Namun penggunaannya masih terbatas di lahan-lahan besar, utamanya untuk area perkebunan.
Sebagai contoh, Balai Besar Mekanisasi Pertanian Balitbangtan melahirkan inovasi drone sprayer dan boom sprayer untuk pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Drone berkapasitas tangki 20 liter dengan jangkauan kerja 1,2 ha/jam. Dosis penyemprotannya bisa diatur berdasarkan bukaan nozel.
Boom sprayer bekerja menggunakan pompa tipe plunger yang digerakkan motor penggerak diesel. Kemudian mengisap air dalam tangki lalu disemprotkan melalui pipa dan keluar dari lubang nozel menjadi butiran semprot.
Aprial Bakri, Quality Assurance Manager Tasco Group, produsen sprayer di dalam negeri menuturkan, kebanyakan petani memanfaatkan sprayer semi-otomatis atau manual tanpa kompresi. Ada pula sprayer elektrik yang fungsinya seperti manual tapi dinilai lebih memudahkan.
Baik penyemprot manual maupun elektrik memiliki prinsip kerja mengeluarkan cairan dari dalam tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa. Lalu cairan keluar melalui klep dan diarahkan oleh nozel menjadi droplet (butiran semprot) ke bidang sasaran semprot.
Knapsack Manual dan Elektrik
Lebih lanjut Aprial menjelaskan, keberadaan sprayer elektrik bisa jadi pilihan lantaran petani tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga saat aktivitas penyemprotan. Jenis sprayer ini menggunakan baterai aki isi ulang sebagai tenaganya. Ada juga yang menggunakan engine bermotor, berbahan bakar bensin. Tapi, tipe ini kurang diminati petani karena lebih berat dan harganya relatif lebih mahal.
Sependapat dengan Aprial, Nurdin Hidayat, Koordinator Marketing Golden Agin Nusa berujar, mayoritas petani di Tanah Air memang memilih knapsack sprayer dalam aplikasi pestisida atau pupuk cair. Dalam perkembangannya, sprayer jenis elektrik pun tersedia yang tipe manual. Artinya, ketika baterai habis, terdapat pompa manual yang tetap bisa digunakan.
“Tenaga manusia dan mesin tentu berbeda. Tekanan pada sprayer elektrik bisa diatur sehingga penyemprotan jadi lebih stabil. Sementara manual, tergantung ayunan tangan petani,” bebernya terkait benefit sprayer elektrik.
Sprayer elektrik yang ditawarkan Nurdin memiliki ketahanan baterai sekitar 4 jam. Ketika baterai habis atau minimal dua bulan sekali meskipun dalam keadaan tidak digunakan, bateria wajib dicas.
Untuk ragam tangki penampung yang tersedia di pasaran adalah berbahan dasar stainless steel (baja nirkarat) dan high-density polyethylene (HDPE). Keunggulan stainless steel, yakni tangki tidak mudah karat. Sementara HDPE berbahan lebih ringan tetapi tahan terhadap benturan.
Aprial menimpali, sprayer semi-otomatis yang banyak diminati petani memiliki varian pompa di dalam dan pompa di luar. Pompa di luar tabung, fungsinya untuk menyimpan tekanan dan lebih praktis diperbaiki ketika terjadi kerusakan. “Secara market, masih lebih tinggi pompa dalam. Pemasarannya di seluruh Indonesia. Sedangkan pengguna Kalimantan dan Sulawesi terbiasa dengan model pompa luar,” ulasnya.
Tentang bahan tangki dan standar kapasitasnya, Peraturan Menteri Perindustrian No.25/2020 mengatur, sesuai SNI sprayer gendong semi-otomatis dengan tangki baja berkapasitas 6-18 liter. Yang tangkinya berbahan plastik, memiliki daya tampung 12-18 liter. Sedangkan sprayer gendong elektrik berkapasitas 14-22 liter.
Dari sisi tekanan, Aprial mengurai, semi-otomatis memiliki kemampuan 4-6 bar. Yang bermotor, tekanannya bisa 6 kali lebih besar atau mencapai 30 bar. Butiran semprotnya pun jauh lebih banyak dan jangkauan bisa lebih luas. Namun tentunya, hal ini berbanding lurus dengan pengeluaran bahan bakar. Untuk itu, perlu mengukur kebutuhan semprot sebagai pertimbangan bujet. “Model paling kecil dengan pressure 30 bar, kebutuhan bensin 0,5 liter/jam,” imbuhnya.
Kemudian dari sisi harga, Aprial menjabarkan, sprayer semi-otomatis berada di kisaran Rp200 ribu - Rp400 ribu/unit. Untuk elektrik, di kisaran Rp300 ribu - Rp1 juta/unit. Sedangkan sprayer engine bermotor dipatok di atas Rp1,5 juta/unit.
Salah satu bagian terpenting dari sprayer adalah nozel. Menurut Nurdin, keberadaannya menentukan karakteristik hasil atau pola penyebaran semprotan. Umumnya, nozel yang dikenal petani bertipe kerucut, kipas, polijet (garis atau cerutu), dan berlubang empat. Idealnya, ukuran butiran semprot untuk pestisida berkisar 150-200 mikron.
Sprayer Modern
Selain knapsack sprayer, penggunaan drone dan traktor roda empat sebagai alternatif penyemprot sudah mulai ditawarkan baik oleh swasta maupun pemerintah di Indonesia. Namun penggunaannya masih terbatas di lahan-lahan besar, utamanya untuk area perkebunan.
Sebagai contoh, Balai Besar Mekanisasi Pertanian Balitbangtan melahirkan inovasi drone sprayer dan boom sprayer untuk pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Drone berkapasitas tangki 20 liter dengan jangkauan kerja 1,2 ha/jam. Dosis penyemprotannya bisa diatur berdasarkan bukaan nozel.
Boom sprayer bekerja menggunakan pompa tipe plunger yang digerakkan motor penggerak diesel. Kemudian mengisap air dalam tangki lalu disemprotkan melalui pipa dan keluar dari lubang nozel menjadi butiran semprot.
Dengan bobot kosong 1.160 kg dan kapasitas tangki 500 liter, kecepatan kerja boom sprayer antara 1,36 - 1,58 km/jam. Volume penyemprotan mencapai 1.195,07 liter/ha – 1.648,92 liter/ha. Sedangkan konsumsi bahan bakar hanya 3,28 liter/ha - 3,37 liter/ha.
Tips Agar Tahan Lama
Umur ekonomis sprayer tergantung perawatan. Kalau dirawat dengan baik bisa mencapai 10 tahun. Nurdin menyarankan untuk melakukan pembersihan sesuai pemakaian. Sisa-sisa residu obat di nozel dan pipa bisa dikocok dengan air hangat. Untuk tipe elektrik, tentunya baterai perlu dilakukan pengecasan secara berkala agar daya hidupnya mencapai dua tahun.
Pada bagian klep, bisa diberikan minyak sayur agar pergerakan tetap enteng. Karet klep yang rusak dapat menyebabkan kebocoran. Hasil penyemprotannya tidak efisien, kebocoran juga membahayakan petani apabila cairan kimianya terkena kulit.
Aprial menambahkan, segel (seal) akan mengeras dan pecah kalau sisa-sisa pestisida atau disinfektan tidak dibersihkan. Penyimpanan bisa di tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari, kering, dan tidak lembap. Sebaiknya,ditaruh dalam posisi miring atau terbalik agar sisa cairan bisa dikeluarkan.
Try Surya A., Windi L.
Tips Agar Tahan Lama
Umur ekonomis sprayer tergantung perawatan. Kalau dirawat dengan baik bisa mencapai 10 tahun. Nurdin menyarankan untuk melakukan pembersihan sesuai pemakaian. Sisa-sisa residu obat di nozel dan pipa bisa dikocok dengan air hangat. Untuk tipe elektrik, tentunya baterai perlu dilakukan pengecasan secara berkala agar daya hidupnya mencapai dua tahun.
Pada bagian klep, bisa diberikan minyak sayur agar pergerakan tetap enteng. Karet klep yang rusak dapat menyebabkan kebocoran. Hasil penyemprotannya tidak efisien, kebocoran juga membahayakan petani apabila cairan kimianya terkena kulit.
Aprial menambahkan, segel (seal) akan mengeras dan pecah kalau sisa-sisa pestisida atau disinfektan tidak dibersihkan. Penyimpanan bisa di tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari, kering, dan tidak lembap. Sebaiknya,ditaruh dalam posisi miring atau terbalik agar sisa cairan bisa dikeluarkan.
Try Surya A., Windi L.