pihak importir sapi mendapatkan harga yang sudah sangat tinggi dari negara produsen
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Para pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek sepakat mogok berjualan selama tiga hari, terhitung mulai 20 - 22 Januari 2021. Penyebab mogok masalnya pedagang merupakan efek dari masih melambungnya harga daging sapi hingga saat ini.
Dalam keterangan resminya, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan, faktor penyebab harga tinggi daging sapi, karena pihak importir sapi mendapatkan harga yang sudah sangat tinggi dari negara produsen seperti Australia. Hal tersebut berdasarkan pada rapat koordinasi bersama Direktorat Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Selasa (19/1).
Asnawi menegaskan, pedagang tidak bisa dipaksakan untuk berdagang meskipun menanggung kerugian. Kemudian juga tidak bisa dipersalahkan berdagang lantaran itu pilihan.
"Faktor penyebab stabilisasi harga tinggi, karena pihak importir sapi mendapatkan harga yang sudah sangat tinggi dari negara produsen seperti Australia, per Juli 2020 sudah pada posisi US$3,6/1 kg bobot hidup sapi bakalan. Dan harga per bulan Januari - Februari 2021 sudah masuk pada posisi US$ 3,9/kg bobot hidup sapi bakalan. Belum biaya-biaya bongkar muat pelabuhan dan transfortasi angkutan," tutur Asnawi.
Sementara stabilisasi harus mengutamakan ketersediaan pasokan daging sapi kepada masyarakat. Serta hanya menjaga harga daging stabil untuk periode jangka pendek, walaupun dengan level harga lebih tinggi dari periode sebelumnya.
Kemudian terkait stabilisasi harga dan kecukupan ketersediaan sapi siap potong, pemerintah dalam waktu dekat melalui Kementerian Perdagangan akan melakukan pemberian izin kepada para importir untuk melakukan impor sapi. Adapun impor sapi dilakukan dari Meksiko dan sapi slaugther dari Australia.
Try Surya A
