Sabtu, 2 Januari 2021

Maksimalkan “Kerbau Besi” untuk Efisiensi

Maksimalkan “Kerbau Besi” untuk Efisiensi

Foto: Windi Listianingsih
Pilih traktor sesuai kebutuhan

Dengan tersedianya berbagai macam traktor, petani bisa memilih mana yang tepat sesuai kebutuhan lahannya.
 
Penggunaan “kerbau besi” alias traktor dalam dunia pertanian bukan hanya sebagai pelengkap semata. Tanpa meninggalkan praktik budidaya yang baik, pemanfaatan traktor akan jauh lebih memudahkan petani dalam membajak lahannya. Ditambah lagi, benefit dari sisi efisiensi waktu dan tenaga. Kemudian, efisiensi biaya pada kegiatan persiapan lahan akan memberikan pengaruh terhadappeningkatan pendapatan.
 
Sedikit banyak petani mengalami kendala ketiadaan dana untuk membeli alsintan. Namun, menurut Z. Rendra Nasution, Sales Division Head PT Satrindo Mitra Utama, pemerintah telah memberikan solusi bagi petani dengan menyediakan pembiayaan melalui program Kredit Untuk Rakyat (KUR) dari perbankan. Dengan begitu akan lebih banyak lagi petani yang bisa memanfaatkan traktor dalam mengolah lahan.
 
Sementara Faisal Yulyanto, ales PT Kubota Machinery Indonesia menambahkan, meskipun peluang pasar penggunaan traktor pertanian di Indonesia sangat besar, tapi jumlahnya masih kalah dari negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Terkait traktor autonomous, ia menjelaskan, masih terdapat kendala rural area karena berdasarkan satelit.
 
Secara tren, pembelian traktor turut ikut terdongkrak dengan adanya mega proyek lumbung pangan Food Estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utarajuga yang teranyar Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. “Orang yang sudah punya Combine harvester akan menambah traktor sebagai pelengkap bisnis,” imbuhnya kepada AGRINA.
 
 
Menawarkan Efisiensi
 
Keberadaan traktor semakin dibutuhkan dalam dunia pertanian. Dengan persiapan lahan yang bisa dipercepat, petani memungkinkan untuk melakukan penanaman tepat waktu di setiap musim tanam. Faktor keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian dan perkebunan juga bisa terjawab dengan bantuan traktor. Menurut Rendra, semakin luas areal lahan, terutama kelapa sawit dan tebu, maka mekanisasi semakin diperlukan dan harus dilakukan.
 
Kemudian dengan adanya variasi komoditas di sektor tanaman pangan dan perkebunan, Rendra meyakini, pangsa pasar traktor akan terus tumbuh selama 2021. “Tanaman sorgum hampir sama dengan jagung, lahan kering di range 40-90 HP. Kita berharap petani atau pengusaha sorgum sudah mulai menanyakan alat dan mesin-mesin mekanisasi sorgum. Jadi bisa lebih variatif dari komoditasnya,” contoh dia.
 
Tahun ini, bahas pria lulusan Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara tersebut, Satrindo akan fokus memasarkan traktor asal KoreaSelatan, Kioti. Dalam memenuhi kebutuhan petani dan perusahaan pekebun, Satrindo menyiapkan tipe EX50 dan EX55, masing-masing bertenaga 50 HPdan 55 HP.
 
Kedua jenis traktor tersebut cocok di lahan kering, basah,dan sawah. Di lahan sawit misalnya, EX55 bisa digunakan sebagai sarana pengangkut buah. Dan untuk perawatan tanaman, EX55 ditambahkan sprayer untuk pemupukan dan penyemprotan. Perawat rumput juga bisa diaplikasikan. Ia menjamin, traktor-traktor ini memiliki ekstra tenaga, ekstra fitur, dan ekstra nyaman.
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 319 terbit Januari 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain