Foto: Istimewa
Mentan SYL berharap Special Bali Beef ini harus terus dilanjutkan
Lombok (AGRINA-ONLINE.COM). Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian unjuk gigi dengan branding Special Bali Beef untuk daging Sapi Bali dari hasil penggemukan berbasis pakan lokal yaitu Lamtoro Taramba, dan melalui penanganan pasca panen tertentu yang menghasilkan daging rendah lemah namun tetap bertekstur empuk.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap, pengembangan Special Bali Beef ini harus terus dilanjutkan. Agar produksi, kualitas daging dan pemasarannya terus meningkat. Menteri SYL meyakini, Special Beef Bali ini akan menjadi prospek yang baik ke depannya.
"Kalau mau lebih lagi, saya kira memang dari waktu ke waktu harus dijaga pemeliharaan dan peningkatan kualitasnya. Termasuk memberikan sosialisasi ke rumah potong hewan bagaimana tata cara memotongnya," ucapnya.
"Ini daging Indonesia, khas Indonesia dan tidak kalah lembut dengan daging impor, saya sangat menikmati. Saya yakin ini sebuah prospek baik ke depannya," tandas Menteri SYL.
Sementara itu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengungkapkan akan berkomitmen mengembangkan Special Bali Beef ini di NTB. Pasalnya, NTB menurutnya memiliki potensi besar untuk pengembangan Special Bali Beef karena Lamtaro Taramba untuk pakan melimpah.
Direktur Jenderal PKH Nasrullah menyampaikan bahwa pengembangan Special Bali Beef ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan peternak, karena harga jual Special Bali Beef lebih tinggi Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu/kg jika dibandingkan dengan daging Sapi Bali biasa.
"Selain itu, Special Bali Beef ini biaya pemeliharaannya juga cukup rendah dan masa penggemukan yang lebih singkat dari Sapi Bali biasa," ujar Nasrullah.
Segmentasi pasar untuk Special Bali Beef ini ditargetkan terutama untuk hotel, restoran, dan catering, khususnya untuk daerah pariwisata seperti Bali, Lombok dan kota-kota besar lainnya.
Special Bali Beef ini juga sudah melewati riset bersama antara Universitas Mataram, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, University of Queensland Australia, Massey University of New Zealand, dan Australian Centre for International Agricultural Research sejak tahun 2016.
Pada riset tersebut, Sapi Bali digemukkan dengan memanfaatkan pakan lokal yaitu Lamtoro Taramba tanpa tambahan konsentrat apapun selama minimal 4 bulan. Pertumbuhan Sapi Bali yang digemukan dengan lamtoro sebagai pakan tunggal pada kondisi penelitian adalah 0,47 kg/hari.
"Laju pertumbuhan ini dua kali lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan Sapi Bali yang dilepas di padang atau diberi pakan seadanya oleh peternak," jelas Nasrullah.
Laju pertumbuhan yang lebih cepat ini diyakini dapat meningkatkan keempukan daging Sapi Bali karena pertumbuhan yang lebih cepat memungkinkan ternak tersebut mencapai berat potong pada umur yang jauh lebih muda.
Nasrullah menambahkan, riset untuk Special Bali Beef ini didukung dengan data dari penelitian lain. Riset lain menyatakan bahwa daging sapi yang dihasilkan dari sapi yang digemukkan dengan 100% pakan hijauan akan menghasilkan daging dengan Asam Lemak Jenuh 11% lebih rendah, Asam Lemak Tidak Jenuh 10% lebih tinggi, Asam lemak omega-3 75% lebih tinggi, dan CLA 175% lebih tinggi dari daging sapi yang digemukan dengan pakan konsentrat.
Try Surya A