Foto: DOK. AGRINA
Bonus demografi seharusnya menguntungkan SDM Indonesia
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kebutuhan akan sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas di industri peternakan sangat dibutuhkan. Peluang berkarya dan berkarir di sektor yang meliputi produksi, pakan, pemasaran dan jasa, serta sarana produksi ternak ini masih terbuka lebar.
Namun demikian, peluang tersebut bisa saja tertutup ketika tidak ada kesiapan diri. Dalam pasar bebas global seperti saat ini, jangan sampai SDM lokal hanya akan menjadi penonton di Tanah Airnya sendiri.
Terlebih, Indonesia diperkirakan bakal memanen puncak bonus demografi pada kurun waktu 2028-2035. Menurut PBB, puncak bonus demografi Indonesia adalah berupa lebih dari 65 juta tenaga kerja muda produktif dalam rentang umur 15-29 tahun, sebuah angka terbesar sejak Indonesia merdeka.
Indonesia juga sangat jelas memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di era pasar tunggal ASEAN karena jumlah penduduk Indonesia mencapai 40% dari total keseluruhan penduduk ASEAN, terlebih lagi jumlah usia produktif Indonesia akan mencapai 64% pada 2020.
Hal itu dibahas dalam smeinar secara daring yang digelar Indonesia Livestock Club (ILC) dengan tema “Menggagas SDM Unggul Perunggasan”. Acara diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI) dengan bekerjasama dengan Indonesia Livestock Alliance (ILA), Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI), dan Media Peternakan.
Narasumber yang hadir dalam diskusi yakni, Sekjen FPPTPI-Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia Prof. Dr.Agr. Suyadi, IPU, Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof. Dr. Ali Agus, DEA., IPU, dan Business Unit Human Capital (BUHC) Head for Poultry Business PT Charoen Pokphand Indonesia Ir. Syafri Afriansyah, MBA.
Bonus demografi berupa angka tenaga kerja produktif di usia muda merupakan karunia yang tak ternilai, yang harus dikelola dengan baik, terutama melalui investasi pendidikan dan pembekalan ketrampilan siap kerja yang efektif. Jika hal itu bisa dilakukan, maka Indonesia bakal menuai keuntungan dari berbagai bidang: ekonomi, sosial, dan tentu kualitas sumber daya manusianya.
Produktivitas negara dan pertumbuhan ekonomi pun akan meningkat dengan limpahan sumber daya manusia yang terserap di berbagai sektor, termasuk sektor peternakan. Di sisi lain, kesejahteraan masyarakat pun membaik karena melimpahnya penduduk usia kerja yang produktif.
Di bidang perunggasan di Indonesia, tantangan SDM dalam kancah perdagangan global semakin kompleks di era milenial dan digital. Sehingga sangat dibutuhkan SDM yang brilian, mumpuni, berkarakter dan berdaya saing tinggi dalam membela perunggasan dalam negeri demi memenangkan persaingan perunggasan global. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah pembangunan SDM dari sisi budidaya peternakan ayam, agar tercapai efektifitas dalam berbudidaya sehingga dihasilkan produk hasil unggas yang efisien dan berdaya saing di tingkat global.
Dalam hal efisiensi budidaya tersebut, negara tropis seperti Indonesia dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres sehingga produktivitas menjadi rendah. Adanya teknologi perunggasan seperti closed house dapat membuat lingkungan bisa disesuaikan dengan kebutuhan ternak sehingga produktivitas ternak akan lebih baik. SDM perunggasan harus memahami dan menguasai teknologi budidaya unggas seperti itu.
Bonus demografi akan menjadi berkah jika semua pihak secara strategis dapat menyiapkan pembekalan pada para generasi muda milenial tersebut. Pembekalan pendidikan, ketrampilan dan tata krama yang berkualitas baik, merata, dan terjangkau oleh para generasi muda, akan menghasilkan SDM perunggasan Indonesia yang terampil, kompeten, berkualitas, dan mampu memanfaatkan peluang di depan mata dengan baik.
Menciptakan SDM Indonesia yang unggul dan memiliki daya di tingkat regional, bahkan global, sangat dibutuhkan adanya pendidikan yang berkualitas. Sinergi antara para pemangku kepentingan akan sangat kondusif untuk tercapainya SDM unggul tersebut.
Pencapaian SDM unggul tersebut tentunya harus melibatkan masyarakat, perusahaan, termasuk industri swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta pemerintah pusat serta daerah. Hal dimaksudkan untuk membuka peluang jangkauan yang lebih luas dengan hasil yang lebih optimal agar SDM Indonesia dapat memenangi persaingan di kancah internasional.
Try Surya A