Foto: Windi Listianingsih
Greenfileds memelihara sapi memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan
Standar kelas dunia yang memperhatikan kenyamanan sapi.
Sapi yang bahagia akan menghasilkan susu berkualitas. Itulah filosofi PT Greenfields Indonesia dalam memproduksi setiap tetes susu. Karena Greenfileds percaya, ada kebaikan di setiap tetes susu Greenfileds.
Tonggak sejarah
Terletak di Desa Babadan, Kec. Nganjum, Kab. Malang, Jatim, peternakan sapi perah Greenfields membentang seluas 60 ha di ketinggian 1.200 m dari muka laut.
Peternakan ini dibangun 14 Maret 1997 dengan mendatangkan 200 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) dari Australia. Jenis FH. Kemudian, hadir pabrik pengolahan di 1999 dan peluncuran susu Greenfileds di Indonesia pada 2000.
Menurut Hani Yudayan, Farm 1 Manager Greenfields, saat ini ada 8.200 ekor populasi sapi jenis FH dan Jersey di peternakan yang berdiri di sisi timur Gunung Kawi itu.
Sekitar 3.900-an sapi laktasi yang terdiri atas 1.600 ekor Jersey dan 2.300 FH, selebihnya pedet, dara, hingga sapi siap melahirkan. “Saat ini produksi FH di angka 32,8 l/ekor/hari. Untuk Jersey di angka 20,8 l/ekor/hari. Total Solid-nya FH di 12,4%, protein 3,2%, dan lemak 3,8%. Untuk Jersey total solid 13,6%, protein 3,4%, lemak 4,5%. Produksi di Farm 1 itu 107 ton sehari, setahun ada 39 juta liter,” urainya.
Sejak dilahirkan hingga laktasi, sapi dipelihara memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan. Pedet misalnya, diberi nutrisi sesuai kebutuhan pertumbuhan dan tinggal nyaman di kandang beralas jerami atau rubber mat dilengkapi kipas untuk sirkulasi udara. Sedangkan, sapi laktasi menempati kandang ukuran 150 x 15 m yang beralas pasir dan dibersihkan 3 kali sehari.
Di Farm 1 ada 24 kandang berupa 10 kandang laktasi dan 14 kandang nonlaktasi. Kandang nonlaktasi terbagi menjadi kandang dewasa nonproduktif dan kandang pedet.
Selain kandang sapi perah, farm dilengkapi lab, gudang pakan, gudang komoditas, gudang suku cadang, bengkel, kantor, mes karyawan, gedung serbaguna, dan pos satpam. Tempat memerah susu pun ada 2 untuk sapi yang sehat dan sakit. “Jadi tempat pemerahan dan kandangnya berbeda. Kita bilang kandangnya itu hospital (RS),” imbuhnya.
Teknologi Tinggi
Hani menjelaskan, yang paling ideal lokasi kandang laktasi dekat tempat pemerahan susu. Namun, topografi farm 1 tidak memungkinkan membuat tempat perah yang datar dan luas.
Pada 6 Maret 2018, Greenfields membangun farm 2 di Desa Ngadirenggo, Kec. Wlingi, Kab. Blitar, Jatim seluas 172 hektar. Peternakan ini ditempati 9.500 sapi FH yang menghasilkan 45 juta l susu setahun.
Farm 2 menerapkan standar kelas dunia dengan fasilitas modern dan dioperasikan secara otomatis untuk memproduksi susu kualitas premium tanpa sentuhan tangan manusia.
Farm ini menggunakan teknologi pemerah susu otomatis dengan sistem berputar. Alat bernama Boumatic ini berkapasitas 80 ekor sapi yang dioperasikan 7 petugas. Sapi berputar mengikuti pergerakan Boumatic untuk dirangsang dan diperah secara otomatis. “Jadi lebih efisien dan efektif,” jelasnya.
Kandang farm 2 juga mengadopsi teknologi tertutup dengan tunnel ventilation agar sapi nyaman. Didukung pula sistem pencahayaan long-day serta kipas angin sistem hibrida yang mengkombinasikan sistem tiup dan sedot sehingga produktivitas susu menjadi optimal.
Kualitas premium mengantarkan Greenfields menjadi perusahaan sapi perah terbesar di Asia Tenggara. Tahun 2003 langkah pertama Greenfields menembus pasar Asia melalui Singapura.
Bahkan, 7 peternakan Greenfields berdiri di China dilanjutkan pembangunan Shanghai AustAsia Food Co.Ltd pada 2013 dan peluncuran merek susu Greenfileds di China setahun kemudian. Selain pasar domestik, susu Grenfields kini juga tersebar di Hongkong, Malaysia, Filipina, China, dan negara lainnya.
Windi Listianingsih, Try SA