Kamis, 7 Nopember 2019

Jurus Baru Membidik Produktivitas Optimal

Mengelola mikrobioma dan mencegah masuknya bakteri patogen dapat menjaga kualitas dan produktivitas unggas tetap optimal. 
 
 
Menjaga keseimbangan mikroflora di dalam saluran pencernaan amat penting agar kinerja dan kesehatan ayam tetap optimal. Seiring dengan pelarangan AGP yang telah berjalan lebih dari satu semester, menurut Tony Unandar, peternak kini perlu juga memperhatikan mikrobioma.
 
Private Poultry Farm Consultant tersebut menjelaskan, mikrobioma merupakan sejumlah mikroba yang hidup bersimbiosis di tubuh ayam, terutama dalam usus. “Berarti ada bermacam-macam mikroba yang bisa bertindak negatif ketika kondisi epigenom (ayam) menurun,” tutur Tony di sela seminar Review of Post AGP Era Implementation yang diselenggarakan DSM berkolaborasi dengan AGRINA di Alam Sutera Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (18/10).
 
Mikrobioma, epigenetik, dan epigenom, lanjut dia, berperan penting dalam perbaikan genetik ayam modern. Ayam modern pasti membawa potensi genetik. Namun potensi yang bagus ini perlu didukung banyak faktor agar terekspresi dengan baik dalam bentuk performa.
 
 
Peran Mikrobioma 
 
Epigenom adalah ayam itu sendiri, yang menuntut faktor-faktor epigenetik. Menurut Tony, setidaknya ada empat faktor paling penting yang mempengaruhi potensi genetik agar ekspresi fenotipe (penampilan luar) ayam modern muncul. 
 
Pertama adalah milieu atau lingkungan tempat ayam itu berada. Kedua, asupan nutrisi (nutrient intake). Ketiga, faktor stres, baik internal maupun eksternal tubuh ayam. Terakhir adalah penyakit. “Pengaruh milieu itu besar sekali, mencapai 80%. Kalau faktor satu sampai tiga dipenuhi, faktor nomor empat akan berkurang dengan sendirinya di lingkungan,” paparnya.
 
Kondisi lingkungan yang tidak ideal membuat interaksi antara epigenom dan mikrobioma terganggu. Ia mencontohkan. kondisi anaerob di lapangan kurang ideal bagi ayam karena kekurangan oksigen. Namun demikian, ada beberapa mikrobioma di dalam usus ayam yang bersifat anaerob diuntungkan dengan keadaan tersebut.
 
Mikrobioma yang terdapat dalam usus ayam berpengaruh terhadap nutrisi, kesehatan, performa, dan produktivitas ayam itu sendiri. Peran mikrobioma dalam pencernaan, imbuh Tony, menstimulasi kematangan usus dan imunitas. Selain itu, membantu menguraikan mukus dan menghambat bakteri patogen. Mikrobioma membantu memacu pertumbuhan dengan cara menguraikan bahan makanan yang tidak dapat dicerna serta memproduksi asam lemak volatil dan vitamin.
 
Masih terkait dengan itu, pada kesempatan lain, Supangat, Head of Feed Additive PT Trouw Nutrition Indonesia menuturkan, menjaga keseimbangan mikrobial sangat penting untuk meningkatkan kualitas litter ayam. Pada masa bebas AGP seperti saat ini, langkah yang harus dilakukan adalah mencegah asupan bakteri (prevent bacterial intake) ke dalam tubuh ayam. “Caranya bisa dengan pendekatan terintegrasi untuk menekan keberadaan bakteri patogen yang mempengaruhi imunitas,” tandasnya.
 
 
Mencegah Masuknya Bakteri 
 
Berbicara soal produk, pengganti AGP ditargetkan untuk menyamai keunggulan antibiotik tanpa mengikuti efek negtifnya. Penggunaan imbuhan pakan non-AGP yang sudah baik, perlu dibarengi dengan kontrol terhadap air minum. Sebab, ayam butuh minum minimal dua kali lebih banyak dari asupan pakannya.
 
Supangat menggarisbawahi, prevent bacterial intake juga harus dilakukan melalui air minum. Kalau air minumnya juga tidak diperbaiki, bakteri seperti Salmonela dan E. Coli, tetap bisa mengontaminasi ke dalam tubuh ayam.
 
“Bila kondisi pakan dan air minum, salah satunya tidak diperbaiki, maka tantangan terhadap sistem imunitas akan semakin besar. Dampaknya kepada kesehatan ataupun performa unggas nantinya,” ungkap lulusan UGM Yogyakarta ini.
 
Peternak, ulas Supangat, biasa memperlakukan air (water treatment) dengan klorinasi, pengaturan pH air minum, dan  pengasaman. Pengasaman merupakan upaya meningkatkan kualitas air dengan menurunkan pH air minum.
 
Pengasaman biasa dapat menurunkan pH terus menurus yang menyebabkan ayam tidak mau minum sehingga asupan airnya berkurang. “Untuk perlakuan pengasaman, sebaiknya memilih produk yang juga mengandung asam organik yang efektif mengurangi populasi bakteri gram negatif seperti coli dan salmonella,” tandasnya.
 
 
Hydroxy Trace Mineral
 
Lebih jauh Supangat menilai, ketersediaan trace mineral akan menunjang kesehatan dan performa unggas dalam era tanpa AGP ini. Trace mineral sangat bermanfaat dalam mendukung berbagai proses metabolisme di dalam tubuh unggas.
 
Dibandingkan mineral anorganik, hydroxy trace mineral memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi sehingga performa unggas akan meningkat. Ketersediaan hydroxy trace mineral seperti Zinc (Zn), Copper  (Cu), dan Mangan (Mn) pada dinding usus mendukung sistem fisiologis dan kinerja yang hemat biaya.
 
Tembaga (copper) dan seng (zinc) terbilang trace mineral esensial yang dibutuhkan untuk menjaga nutrisi dan mengoptimalkan potensi genetik ayam modern. Trouw, ungkap Supangat, memproduksi Selko Intellibond yang merupakan hydroxy trace minerals pertama di dunia untuk kebutuhan nutrisi hewan.
 
Pemanfaatan hydroxy trace mineral dapat meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan pakan, tubuh ayam itu sendiri, dan lingkungan. Di dalam saluran pencernaan, hydroxy trace mineral Intellibond bersifat lebih stabil. “Selain sebagai trace mineral, Intelibond dirancang untuk men-support kesehatan usus secara alami sehingga penggunaan antibiotik dalam budidaya pun jadi berkurang,” tutup Supangat.
 
 
 
Try Surya Anditya

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain