Foto: Try Surya Anditya
Yusman Friyadi, vaksin bukan untuk mengobati ND, tapi mencegah
Dengan memperbaiki biosekuriti, manajemen, dan vaksinasi, performa unggas akan optimal.
Evaluasi perlu dilakukan ketika kejadian penyakit kerap berulang dalam suatu farm. Jebolnya vaksinasi terjadi lantaran masih ada celah peluang penyakit atau virus untuk masuk.
Biosekuriti dan sanitasi yang tidak menyeluruh memungkinkan virus telah berada di dalam kandang lebih dulu.
SBU Animal Health & Poultry Equipment Technical PT Vaksindo Satwa Nusantara, Yusman Friyadi mengimbau, sebelum langkah vaksinasi, ada tiga pilar utama yang dibutuhkan dalam mengontrol penyakit, yakni biosekuriti, sanitasi, dan manajemen.
“Dengan begitu, pemilihan vaksin akan memberikan respon yang luar biasa,” tegasnya di Tangerang, Banten, Kamis (19/9).
Ubah Cara Budidaya
Penurunan produksi memang menimbulkan kerugian. Padahal, dari sisi peternak, pemberian vaksinasi dirasa sudah sesuai.
Menanggapi hal tersebut, Yusman mengajak peternak untuk mengubah cara berbudidaya. Sebelum vaksinasi, utamakan dulu penerapan biosekuriti dan sanitasi.
Ia mewanti-wanti, peternak jangan malah melakukan vaksinasi ketika ayam tengah sakit.
Contohnya ketika ada kasus penyakit Newcastle Disease (ND) pada satu peternakan. Peternak akan memilih untuk melakukan revaksinasi dengan tujuan penurunan produksi teratasi dengan cepat dan hasil lebih baik.
Namun kenyataannya, respon ayam tidak demikian.
“Vaksinasi dan revaksinasi itu bukan sebagai obat. Jangan pernah memberi vaksin pada ayam yang sakit,” tandasnya.
Senada dengan Yusman, pentingnya biosekuriti juga direkomendasikan I Dewa Made Sentana, Technical Staff Vaksindo. Menurunnya, penurunan produktivitas pada unggas bisa disebabkan oleh faktor infeksi mikroorganisme ataupun manajemen yang kurang baik.
Ia menekankan, biosekuriti bukan sekadar penyemprotan disinfektan semata, namun lebih meminimalkan kontak langsung antara kuman dengan ayam.
Prinsip biosekuriti dan sanitasi adalah disiplin. Kuatnya dua hal ini akan menunjang performa produksi.
Keduanya mutlak dilakukan untuk menurunkan jumlah virus dan kuman yang ada di area kandang. “Prinsip sanitasi itu mencuci 99% dan disinfeksi 1%,” sebutnya.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 304 yang terbit Oktober 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/