Foto: Indah Retno Palupi
Reiner Atto, mekanisasi menghemat biaya operasional 20%-30%
Kementan memproyeksikan produksi jagung 2019 mencapai 29,93 juta ton dan konsumsi nasional sebesar 23,25 juta ton. Perlu solusi untuk mengamankan produksi dan kualitasnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu jagung adalah penggunaan alsintan modern (mekanisasi). Penggunaan alsintan modern dapat menekan kehilangan hasil panen (losses) sebesar 10%.
Tidak hanya itu, alsintan juga meningkatkan nilai tambah dan frekuensi penanaman padi yang dulu hanya satu kali setahun kini bisa tiga kali karena proses pengolahan lahan dan panen lebih cepat. Dengan demikian, produksi lebih tinggi dan pendapatan petani pun ikut naik.
Kontribusi penggunaan alsintan modern pada produksi komoditas pangan utama, yaitu padi, jagung, dan kedelai selama lima tahun terakhir berdasar data Kementerian Pertanian meningkat signifikan.
Hasilnya, setiap tahun rata-rata produksi padi meningkat 4,07%, jagung 12,5%, dan kedelai 8,79% selama lima tahun terakhir.
Mekanisasi yang Tepat Sesuai Kebutuhan
Pemilihan alsintan yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan sangat berpengaruh terhadap hasil.
Selama ini PT Rutan selaku produsen dalam penyediaan mesin dan alat canggih dalam dunia pertanian dan perkebunan sudah mengeluarkan produk-produk mulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen jagung.
“Mulai on farm hingga pascapanen PT Rutan menyediakan mekanisasi yang dibutuhkan petani,” ujar Reiner Atto, Product Manager Pre-Harvest Division PT Rutan di Surabaya.
PT Rutan, kata Reiner, menyediakan rangkaian alsintan yang lengkap dari olah lahan hingga pemrosesan sehingga petani bisa memilih sesuai kebutuhannya. “Kita didukung sama sister company kita, PT Agrindo, PT TRD, dan PT Guntur. Mereka produsen alat-alat pertanian satu grup dengan kita, jadi ketersediaan spare part dan produk yang berkualitas kita utamakan,” ujarnya.
Untuk pengolahan tanah, ada Mini Tiller yang pas digunakan pada lahan-lahan sempit atau lahan terasering, yaitu Crown Mini Tiller model KB-365 dan model KN-653 Walet Ninja.
Pada penanaman jagung, tersedia alat tanam jagung ditarik traktor 4 roda Crown ATJK-500. Ada juga alat tanam tanpa mesin yang didorong tenaga manusia model CMS-036.
“Untuk alat panennya, yang paling baru kita punya Combine Harvester Multiguna. Ini bisa untuk padi maupun jagung, tinggal mengubah beberapa bagian yang sudah kita sediakan, tinggal ‘plug and play’ saja. Kita punya tipe Crown MCH-2000 PJ Star 75 dan Dewi Sri 9270 PJ,” jelas Reiner, sapaan akrabnya.
Ricky Wowiling, Product Manager Grain Processing Division PT Rutan, menambahkan, “Kita juga punya alat pemipil jagung tanpa klobot mulai dari kapasitas 1,5-4 ton/jam. Namanya Corn Sheller Type Agrindo PJ 700 dan Agrindo PJG 4000 S.”
Setelah dipipil, jagung dikeringkan dengan mesin pengering, yaitu model bed dryer dan vertical dryer. Untuk bed dryer, kapasitas tampungnya antara 3-3,5 ton tipe ABD 3200M Mixer dan tanpa mixer. Mixer ini pelengkap supaya tidak perlu ada tenaga kerja yang mengaduk-aduk.
Sedangkan vertical dryer, kapasitas tangki tampungnya mulai dari 10 ton-60 ton, yaitu Agrindo VRD 60. Spek di atasnya ada Crown SATE’ Auto Dryer model DR10-60 ST. Mesin ini dilengkapi cleaning system yang membersihkan sisa-sisa rambut jagung dan sebagainya sebelum jagung masuk ke mesin pengering.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 302 yang terbit Agustus 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/