Sudah terbukti, CROWN, Sate’ Auto Dryer mampu menghasilkan gabah lebih rata, hasil yang selamat lebih banyak, dan pastinya menguntungkan penggilingan.
Memutar otak cari penghasilan dari uang pensiunan karyawan pabrik baja, mula-mula Paiman bergabung dengan teman yang memiliki pabrik beras. Setelah melihat prospek yang cerah, bermodal dari uang pensiunan Haji Iman, begitu sapaannya, membangun pabrik penggilingan beras milik sendiri di Bekasi, Jabar. Saat bangunan pabrik belum selesai, datang seorang tenaga pemasaran salah satu pengering gabah yang kemudian menawarkan produknya.
Karena murah dan berawal dari modal kecil, ia pun tertarik untuk membelinya. Mesin itu pertama kali beroperasi pada 2013 tetapi tidak bertahan lama. Tahun 2015 ia berhenti mengoperasikannya. “Namanya produk murah, itu bener-bener murahan. Konstruksi tidak handal. Saya puluhan tahun kerja di mesin tidak pernah nemu mesin sejelek itu,” ceritanya saat dihubungi AGRINA (10/9). Akhirnya, ia ganti mesin pengering. Dari beberapa vendor yang ia survei, pilihan jatuh pada CROWN, Sate’ Auto Dryer yang dijual PT RUTAN.
Pilih CROWN, Sate’ Auto Dryer
Bagi ayah tiga anak itu, yang terpenting dari pengeringan gabah adalah kekeringan merata supaya pas digiling tidak banyak patah atau broken. “Kalau tidak rata, persentase kadar air berbeda-beda, nah yang kering itu pasti patah,” terang Haji Iman. Beroperasi sejak 2015, pengering CROWN, Sate’ Auto Dryer berkapasitas 30 ton/hari di pabriknya terbukti mampu mengeringkan gabah lebih rata dengan waktu lebih cepat.
Saat ini pabrik penggilingan beras (rice milling unit - RMU) miliknya bisa dibilang show room mesin penggilingan beras yang dijual PT RUTAN. Haji Iman menggunakan beberapa produk dari PT RUTAN karena memang terbukti memberi hasil terbaik. Sejauh ini, kakek yang akan segera mendapatkan cucu kedua itu menjual beras premiumnya ke pasar grosir dan mendapat hasil jual yang bagus.
Dari sisi pelayanan, PT RUTAN juga responsif. Bagi Haji Iman, ia tidak perlu memiliki satu tenaga ahli yang khusus untuk merawat mesin karena kerusakan tidak sering terjadi. “Kalau ada kerusakan ya normal saja. Saya panggil langsung teknisi dari PT RUTAN dan kerjanya cepat dan bagus,” ujarnya. Menurutnya, teknisi PT RUTAN tentu lebih mengerti tentang kerusakan mesin daripada harus menyewa atau memanggil orang dari luar.
Dari pengalamannya, ia menularkan ide pembangunan RMU kepada rekannya. Hasilnya pun tidak mengecewakan. “Dari satu kali pengeringan itu ada yang untung sampai Rp60 juta lho,” ungkapnya. Karena keberhasilannya itu, ia pun diminta perusahaan pelat merah untuk menjiplak RMU miliknya ke RMU baru yang akan dibangun untuk menghasilkan beras berkualitas bagus.