Perum Bulog terus berupaya agar pasokan bahan pokok tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau.
Dalam upaya menstabilkan harga pangan di tingkat produsen maupun konsumen, Bulog akan mengombinasikan program penugasan pemerintah dan aktivitas komersial. Selain itu Bulog juga melakukan intervensi pasar pangan nonberas. Kegiatan ini dimulai sejak Juni lalu bertepatan dengan persiapan Hari Raya Idul Fitri. Berikut strategi Bulog dalam menjamin ketersediaan pasokan dan menjaga stabilitas harga pangan.
Melibatkan Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya
Untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan, seperti beras, daging kerbau dan daging sapi beku daging ayam, serta komoditas pangan lainnya, Bulog menggandeng Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya. Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan, kerjasama Bulog dengan Kodam Jaya dilakukan di tujuh titik wilayah Jabodetabek dengan melibatkan prajurit-prajurit TNI dan masyarakat sekitar batalion.
Sementara kerjasama dengan Polda Metro Jaya berlangsung di 10 titik wilayah Jabodetabek dengan sasaran tempat-tempat yang ramai. Seperti kelurahan, pasar, rumah susun, dan ruang publik lainnya. “Komoditas beras, gula, minyak, tepung terigu, dan daging kebau kami sediakan dengan brand ‘KITA’ milik Bulog dengan kualitas terbaik,” ungkap Buwas, sapaan akrbanya saat pelepasan giat ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (6/6).
Harga komoditas yang dijual berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku. Masyarakat dapat membeli beras premium 5 kg dengan harga Rp59.000-Rp61.000, beras Medium 5 kg harga Rp43.000-Rp45.000, gula 1 kg Rp11.500-Rp12.500, minyak goreng 1 liter Rp12.000, terigu 1 kg Rp7.400, daging sapi 1 kg Rp80.000, daging kerbau 1 kg Rp70.000-Rp80.000, dan daging ayam Rp31.000-Rp32.000 per ekor.
Memanfaatkan E-commerce
Menjual bahan pangan via daring (online) atau e-commerse juga merupakan salah satu langkah yang disiapkan Bulog dalam menstabilkan harga pangan. Buwas menyebut, penjualan via online diharap mempermudah masyarakat dalam membeli bahan pangan yang dijual Bulog dengan harga murah.
Ditemui pada kesempatan berbeda, Karyawan Gunarso, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog (sekarang posisi ini diisi oleh Tri Wahyudi Saleh) menambahkan, tujuan penjualan online ini menyusul perkembangan teknologi yang begitu pesat. “Teknologi bekembang, kenapa tidak kita manfaatkan untuk melayani masyarakat dengan online shop,” imbuhnya.
Konsep berjualan melalui online shop, lanjut Wawan, begitu biasa ia dipanggil, akan dikembangkan dan diharap bisa menjadi pemicu di tingkat komersial. Kemudian, secara psikologis masyarakat akan berpindah ke belanja via daring. Ditambah lagi harga yang ditawarkan di sistem penjualan daring lebih murah dibandingkan di pasaran.
Rencananya, sudah ada beberapa perusahaan jual-beli daring yang siap menjual produk pangan Bulog. Namun untuk mekanisasi pengiriman, Bulog masih melakukan pengkajian lebih dalam, apakah melalui ojek daring ataupun mekanisme pengiriman lainnya.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 289 yang terbit Juli 2018. Atau, klik di : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/