Perusahaan manufaktur dan distributor kimia ini berkontribusi dalam mewujudkan konsep industri 4.0 di bidang pertanian.
Revolusi industri 4.0 mulai mengemuka di berbagai forum, termasuk dalam seminar yang digelar Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI) di JIExpo, Jakarta (11/7). Seminar dalam rangkaian pameran Inachem 2018 ini mengangkat tema “Industri Pertanian 4.0 Menuju Indonesia 7 Besar Dunia 2030”.
Tampil pada acara itu adalah Ir. Bambang, MM, Dirjen Perkebunan, Kementan; Prof. Hermanto Siregar, Wakil Rektor IPB; Dadang Gusyana, S.Si., M.P., Industrial Development Manager PT Lautan Luas Tbk., Keiichi Yokoyama, Executive Officer Optim Corporation; dan Kukuh Roxa H., Founder PT Pandawa Agri Indonesia.
Peran Teknologi Pertanian
Bambang memaparkan peran subsektor perkebunan yang sangat diandalkan dalam perekonomian nasional. Kontribusinya terhadap PDB pada 2017 sebesar Rp471,31 triliun. Sebagai perbandingan, migas dan panas bumi menyumbang Rp390,48 triliun.
Terkait dengan industri 4.0, Dirjen mengakui, “Usaha pertanian dan perkebunan masih kecil yang siap menuju ke sana. Kalau kita ingin segera menyongsong era 4.0, kita harus didik petani dengan baik agar produktivitas kebunnya bisa kita angkat berkali lipat.”
Hermanto menambahkan, dalam industri 4.0 ada konvergensi teknologi pertanian bersifat fisik, digital, dan biologi yang dapat meningkatkan kinerja pertanian dan perekonomian. Bila dirinci, “Teknologi pertanian meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha tani sehingga mendorong kenaikan kesejahteraan petani; meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya; dan meningkatkan kualitas produk,” papar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB itu.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 290 yang terbit Agustus 2018. Atau, klik di : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/
