Nelayan adalah salah satu tokoh pejuang ketahanan pangan. Mereka mempertaruhkan nyawa mengarungi lautan untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia. Sayangnya, kebanyakan nelayan masuk dalam golongan ekonomi lemah. Nelayan kecil ini perlu dukungan inovasi dan teknologi dalam kegiatan menangkap ikan. Seperti apa bentuknya?
Melaut Tanpa Khawatir Cuaca dengan Jukung HDPE Anti Tenggelam
PT Gani Arta Dwitunggal selaku produsen sarana dan prasarana kelautan dan perikanan dengan Merk Aquatec membuat kreasi Jukung HDPE Anti Tenggelam. Jukung modern ini memiliki ukuran 1.25GT, cocok digunakan oleh nelayan perorangan dan hemat bahan bakar. Kelebihan dari jukung modern ini adalah fitur anti tenggelam, di mana jukung tidak akan tenggelam sekalipun terisi dengan air, dan memiliki system untuk mengeluarkan air dengan sendirinya lewat bagian belakang jukung. Oleh karenanya, Jukung HDPE Anti Tenggelam Aquatec dapat melaut sampai ke fishing ground sejauh 15mil (24 kilometer) tanpa takut cuaca buruk, sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Yang menjadikan Jukung HDPE Aquatec bersifat anti tenggelam adalah adanya alat apung silindris berbahan HDPE (High Density Polyethylene) dengan diameter 560mm sebagai bodi utama jukung. Alat apung tersebut membuat Jukung HDPE AquaTec tidak bergantung pada cekungannya untuk mengapung, sekaligus memberikan daya apung sebesar 2000kg (2 ton)dengan rating daya muat sebesar 750kg. Ujung alat apung berbentuk pipih sehingga Jukung HDPE Aquatec dapat menembus air dengan efisien dan menghemat bahan bakar. Jukung HDPE Aquatec memiliki panjang 7.6meter dan lebar 4.2meter, menjadikannya sangat stabil di laut.
Untuk menguji kemampuan dari Jukung HDPE Anti Tenggelam Aquatec, Budiprawira Sunadim selaku direktur PT Gani Arta Dwitunggal mengirimkan jukung tersebut untuk menyeberang dari Tulamben, Bali menuju Pulau Nusa Penida, menempuh perjalanan sejauh 80 km dengan melawan arus dan menembus ombak setinggi 3 meter. Dengan menggunakan mesin 15PK Yamaha, perjalanan tersebut hanya menghabiskan waktu 7 jam dan mengkonsumsi 20 liter bensin. Sebagai perbandingan, perjalanan tersebut sama dengan perjalanan dari Tulamben, Bali menuju Gili Trawangan, Lombok. Dalam waktu dekat, Aquatec akan mencobanya. Tunggu tanggal mainnya.
Menurut Andi J. Sunadim, manager dari PT Gani Arta Dwitunggal, Jukung HDPE Anti Tenggelam Aquatec sangat cocok diperbantukan untuk nelayan-nelayan kecil. “Jukung HDPE Aquatec khusus dirancang untuk digunakan oleh nelayan perorangan maupun keluarga. Dengan konsumsi bahan bakar yang minim, Jukung HDPE Aquatec dapat dioperasikan tanpa membebani nelayan. Ketahanannya pun sangat baik. Jukung HDPE Aquatec memiliki umur pakai minimum 20 tahun, lebih lama dibanding perahu fiber. Di mana perahu fiber dapat pecah jika terkena benturan, Jukung HDPE Aquatec memiliki ketahanan yang jauh lebih baik dalam menghadapi benturan oleh karena sifat HDPE yang fleksibel dan memiliki tensile strength yang tinggi,” ujar Andi. Sejauh ini, Jukung HDPE Anti Tenggelam Aquatec telah terjual sebanyak 200 unit di seluruh Indonesia. Andi berharap pemasarannya dapat menembus angka 1000 unit per tahun.
Dermaga Bongkar Pasang
Selain jukung, Aquatec juga berinovasi di bidang dermaga. Dermaga yang diproduksi Aquatec mencakup dermaga permanen dan dermaga apung.
Andi menerangkan bahwa Dermaga Apung Aquatec telah diproduksi sejak 2013. “Tahun lalu Aquatec telah memasang dermaga apung di 8 lokasi. Semuanya skala besar. Kami berharap dapat memasang dermaga lebih banyak lagi untuk membangun infrastruktur Indonesia.”
Dermaga Apung Aquatec dapat juga digunakan sebagai landasan terapung yang memiliki fungsi bermacam-macam, salah satu contohnya adalah pasar terapung. Pasar terapung Aquatec telah terpasang di 3 lokasi yaitu Banyuwangi – Jatim, Bima – NTB, dan Makassar – Sulsel. “Yang di Bangsring, Banyuwangi dijadikan tempat untuk meregenerasi koral dan sempat diliput oleh beberapa siaran TV termasuk acara Kick Andy. Yang di Bima dijadikan tempat pelelangan ikan terapung. Yang di Pantai Losari, Makassar dijadikan kafe terapung dengan rata-rata pengunjung 400 orang setiap harinya” ujar Andi.
Desain Dermaga Apung Aquatec cukup unik, terdiri dari alat apung silindris yang disambung-sambung dengan flange sehingga konstruksinya kokoh. Di atasnya diperkuat dengan rangka marine alumunium profile sehingga lebih kokoh lagi, dan sebagai tempat beraktivitas pengguna dipasang papan WPC (Wood Polyethylene Compound) dengan pattern brushing anti-slip tanpa rongga setebal 37mm. Dengan demikian, aktivitas yang berat tidak akan merusak alat apung dermaga, sehingga dermaga apung Aquatec memiliki umur pakai minimal 20 tahun.
Boks Kecil
Keramba Jaring Apung Aquatec telah terdaftar di e-katalog
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015, program e-katalog yang dibuat pemerintah bertujuan mendorong e-purchasing atau pembelian barang berbasis internet sehingga arus barang dan uang lebih lancar dan transparan. Kini, keramba jaring apung Aquatec telah terdaftar di e-katalog dan dapat dibeli secara langsung oleh K/L/D/I di https://e-katalog.lkpp.go.id/ di bagian alat dan mesin perikanan.
Keramba Jaring Apung (KJA) Aquatec telah terdaftar di e-katalog karena telah teruji kualitasnya dan merupakan produk dalam negeri. KJA Aquatec telah terpasang sebanyak lebih dari 15.000 unit di seluruh Indonesia dan telah diekspor ke Singapura, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Ghana. Aquatec memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40% yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian RI, telah diuji di laboratorium Kementerian Perindustrian RI, dan mendapatkan penghargaan dari Wakil MenteriPerindustrian Prof. Dr. Alex Retraubun, M.Sc pada tahun 2013.Kata Kunci: Keramba, Dermaga, Jukung, Budidaya, Aquatec