Senin, 3 Agustus 2015

Tenaga Panen Langka Saatnya Terapkan Mekanisasi

Sulitnya ketersediaan tenaga kerja untuk panen tebu, mekanisasi menjadi sesuatu alternatif yang harus diperhitungkan.

Beberapa tahun terakhir pengusaha perkebunan tebu menghadapi permasalahan kelangkaan tenaga kerja, khususnya dalam proses panen. Meihardi, Direktur PT Satrindo Mitra Utama, perusahaan peralatan pertanian di Jakarta mengungkap hal tersebut saat bertemu AGRINA. Kalaupun ada tenaga kerja, kata dia, lebih banyak perempuan dan tidak ada kaderisasi.

Karena itu, “Tenaga kerja mempunyai posisi tawar kuat sehingga ada indikasi tenaga kerja panen tebu ini berbuat semaunya. Seharusnya waktu panen, tetapi dia malah pulang. Padahal panen tebu tidak bisa ditunda. Yang mengeluhkan bukan perusahaan besar saja, tetapi petani-petani atau perusahaan kecil pun sama,” jelas Meihardi.

Arie Abdulrachman, General Manager PT Satrindo Mitra Utama menimpali, panen memang pekerjaan yang sangat tidak disukai orang karena tubuh terpanggang terik matahari, gatal, dan belum lagi ancaman ular. “Kalau ada pilihan, mereka akan panen padi atau sawit yang teduh,” ujarnya.

Dedy Panca Setyawan, Senior Manager Agriculture & Forestry Sub Division Head PT Altrak 1978 menyatakan, masalah kelangkaan tenaga kerja, baik dari sisi jumlah maupun kualitas, tersebut dialami semua perkebunan. “Sama-sama penebang (pemanen) yang dibawa dari Pulau Jawa, namun semangat dan kepribadiannya berbeda dibandingkan dulu. Misalkan, sudah dikontrak oleh perusahaan A, baru berapa hari pindah ke tempat lain. Sekarang, posisi tawarnya lebih tinggi, mereka bisa memilih. Walaupun pernah juga terjadi dua tahun yang lalu, tenaga kerja berlebih,” papar distributor alat berat di Jakarta ini.

Rendemen Lebih Rendah

Dampak lebih besar lagi akibat kekurangan tenaga kerja dipaparkan Petrus Andianto, Marketing Manager PT Netafim Indonesia (Rutan Grup), produsen alat dan mesin pertanian di Surabaya, Jatim. Menurut Petrus, tebu umumnya dipanen pada umur 11 - 12 bulan. Kalau dipanen sebelum waktunya, target rendemen belum tercapai, tapi sebaliknya jika dipanen lewat masanya, rendemen akan turun. Jadi, panen memang harus tepat waktu.

Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 11 Edisi No. 252 yang terbit pada Sabtu, 6 Juni 2015. Atau klik di www.scanie.com/featured/agrina.html, https://www.wayang.co.id/index.php/majalah/agrina

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain