Berawal dari curahan hati Elqee Ervan kepada Ofa Ismail dan Rachmat Efendi, berdirilah bisnis online pasarminggu.co.
Elqee yang kala itu bekerja di perusahaan yang bergerak dalam peranti lunak di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Timur, sedang getol memasak. Namun, rutinitas kantornya menghalanginya berbelanja bahan baku segar. Melihat Ofa, temannya yang memiliki lokasi di dekat pasar, maka tercetuslah ide pesan antar produk segar ini.
Demi memuluskan ide itu, mereka pun menggandeng Rachmat yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi. Bisa dibilang tanpa modal, bisnis mereka berjalan. Pasalnya, setelah melalui serangkaian seleksi di Start Up Company, ide nyeleneh ini lolos dan mendapatkan pendanaan dari Ideosource, pemodal ventura di Jakarta. Ideosource ini, selain menyediakan dana lancar dengan besaran sesuai proposal yang diajukan, juga memberikan pelatihan. Dana investasi ini bisa dikonversi menjadi saham atau dikembalikan dengan tambahan bunga.
Nama pasarminggu.co dipilih lantaran hari Minggu identik dengan hari untuk berbelanja di pasar. Dengan nama itu, ujar Elqee, “Kita ingin sampaikan pesan bahwa dengan pasarminggu.co, everyday like Sunday for our customer. Tinggal pesan ke kita, kita anterin. “
Mengenai produk yang ditawarkan, pelanggan tak perlu khawatir, pasarminggu.co layaknya pasar yang pindah ke jaringan internet. Lauk-pauk, sayuran, buah-buahan, bumbu bahkan jajanan pasar pun tersedia. Untuk cabai saja, pelanggan dapat memilih berbagai jenis, mulai yang berwarna merah atau hijau, berbentuk keriting atau besar, dengan ragam ukuran. Kondisi ini pun berlaku untuk semua item.
Selain melalui situs pasarminggu.co, pelanggan pun bisa memanfaatkan aplikasi pesan instan, seperti BlackBerry Messenger (BBM), WhatsApp, dan SMS. “Seperti tukang sayur sih, hubungan personal itu yang dibangun,” tambah gadis berkerudung ini.
Tidak Mudah
April 2013, pasarminggu.co mulai meluncur. “Banyak trial and error-nya tetapi sudah bisa menerima pesanan,” ujar gadis kelahiran Sumenep, Madura, 27 Juli 1986. Idenya bak magnet bagi orang lain. Tak hanya peliputan media, para peretas jaringan pun turut andil dalam meramaikan kelahiran pasarminggu.co. “Kalau kita diliput, biasanya bukan hanya pesanannya yang meningkat tetapi juga hacker-nya,” ujarnya pahit.
Dengan motto “segar, hemat, praktis”, mereka berusaha menghadirkan paket ekonomis dengan bandrol harga yang sangat terjangkau. “Karena tolok ukur kita ya diri sendiri, kalau dimahalin nanti nggak kebeli,” cetusnya.
Memang dia mengakui dengan pengemasan skala ekonomis perlu ekstra tenaga dalam poses pengemasan dan pemilahan. “Printil-printil-nya ribet banget. Produk ‘kan dibungkusnya Rp2.000-an, kecil-kecil seperti tukang sayur, ketuker lengkuas dengan jahe, itu sudah kena komplain,” ungkapnya. Belum lagi jam kerja yang terbalik menuntut Elqee lebih berhati-hati. Tentang laba yang diraih, wanita mudah ini enggan memberikan gambaran.
Membatasi Layanan
Saat ini, perusahaan yang berpusat di Pasar Rebo, Jakarta Timur, ini melayani 90% pesanan berasal dari Jakarta Selatan, dan sisanya dari Jakarta Timur. Sebenarnya, menurut pengakuan Elqee, pesanan datang dari mana saja, Jakarta Barat, bahkan dari Papua. Namun, karena ingin menjaga kesegaran produknya, dia dan tim harus menahan diri untuk membatasi pesanan. “Belum pernah kita layani karena produknya berupa bahan segar dan delivery-nya kita sendiri,” ucap lulusan Jurusan Bahasa Inggris, UIN Jakarta, 2009 ini.
Dengan beban biaya antar Rp10 ribu saja untuk 10 kg pertama, tentu tidak memberatkan bagi pelanggan. Maka tak salah lagi bila sebaran pelanggannya sangat bervariasi. Pelanggan kami, tambah Elqee, “Ibu-ibu 90%. Kalau bapak-bapak biasanya pesan jajanan pasar. Dengan sebaran umur sekitar 26 – 60-an tahun, rata-rata 30-40 tahun.”
Ke depannya, mereka ingin berkontribusi kepada petani juga. Mereka berencana mengambil produk langsung dari petani sehingga petani juga terbantu. Selain itu, Elqee berharap pasarminggu.co dapat menjadi saluran pemasaran bagi pedagang kecil yang ada di pasar.
Ratna Budi Wulandari