Kamis, 9 Januari 2014

Strategi Peningkatan Ekspor Non Migas

Dampak krisis global yang terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa berimbas pada pelemahan ekspor Indonesia yang menurun sekitar 3-4 % disbanding target dari 2012.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemeterian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak memprediksi  hingga perhitungan sampai dengan akhir Desember bisa mencapai  US$179 miliar. “Bila ditilik, angka tersebut menurun tiga sampai empat persen dari 2012,” kata Nus Nuzulia Ishak, di Kantor Pusat Kementerian Perdagangan, Rabu (8/1).

Meski perekonomian Eropa stagnan, Nus optimis tahun depan ekspor Indonesia akan jauh lebih baik. “Target total ekspor kita pada 2014 minimal perkembangannya  5% dari apa  yang sudah kita capai sekarang. Jadi targetnya 190 miliar USD,”jelas Nus.

Keoptimisan tersebut muncul lantaran perkembangan perekonomian Amerika dan beberapa negara Asia seperti Jepang, Korea, dan Hongkong menunjukan tren positif. Saat ini, Amerika merupakan salah satu mitra utama dengan pengembangan eksport yang cukup besar.

Lebih lanjut, Ia mengatakan, pada 2014 Kementerian Perdagangan masih mengandalkan 10 produk utama, yaitu  Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), elektronik, karet dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao, dan kopi. “Produk utama ini memberikan share yang cukup besar yaitu sekitar 47% dari total ekspor non migas,” bebernya.

Selain itu, ungkapnya, pihaknya akan mendorong produk-produk yang dianggap potensial seperti kulit dan produk kulit, medical equipment, tanaman obat, makanan olahan, minyak atsiri, ikan dan produk perikanan, produk kerajinan, perhiasan, rempah-rempah dan peralatan kantor untuk dikembangkan. “Sepuluh produk potensial yang dikembangkan mempunyai potensi cukup  bagus dimana share-nya sekitar 8% dari total nilai eksport non migas,” imbuh Nus.

Strategi Kedepan

Kementerian Perdagangan memiliki beberapa strategi untuk meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia di antaranya, pengembangan SDM ekspor melalui diklat dan pelatihan, pengembangan informasi ekspor melalui Customer Service Center (CSC), dan displai, pengembangan produk ekspor melalui rebranding, Designer Dispatch Service  (DDS) dan adaptasi produk, dan Pengembangan pasar ekspor melalui analisis pengembanagan pasar tujuan ekspor dan penyediaan informasi tujuan ekspor.

Tidak hanya itu saja, Kementerian Perdagangan juga akan melakukan promosi ekspor baik berupa pameran dalam dan luar negeri, misi dagang, misi pembelian, Trade Expo Indonesia (TEI) 2014, dan instore promotion. Juga akan melakukan penguatan kelembagaan ekspor melalui kerjasama baik dalam maupun luar negeri, pemberdayaan perwakilan perdagangan Indonesia dan di luar negeri, penghargaan baik berupa eksportir award maupun importir award. Juga dengan melakukan perumusan kebijakan pengembangan ekspor nasional melalui forum diskusi dan sebagainya.

Nus melaporkan,  tahun ini ada 119 angkatan dengan pesarta 3400 yang direncanakan akan ikut pelatihan pengembangan sumber daya manusia eksport di Balai Besar Pendidikan Pelatihan Ekspor Indoneisa, Grogol, Jakarta. untuk promosi ekspor, ada sekitar 179 kegiatan promosi, dimana 56% kita bergerak di negara non tradisional dan 46% di negara tradisional,” tambahnya.

Kegiatan yang terbaru dari Kementerian Perdagangan berupa Misi pembelian. “Misi pembelian ini adalah the new strategis, kita akan  meminta seluruh Trade Attache and Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) untuk membawa  minimal 10 buyers yang akan diajak ke beberapa daerah. Rencananya ada sekitar 10 misi pembelian yang dilaksanakan pada 2014,” pungkas Nus.

Ratna Budi Wulandari

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain