Sabtu, 25 Mei 2013

Produksi Garam Meningkat, Jadi Usaha Pokok

Produksi garam lamongan meningkat 100% dari yang hanya 40 ton per hektar per musim menjadi 80 ton per hektar permusim. Peningkatan ini berkat program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar)  Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Potensi lahan untuk industry garam di Lamongan cukup besar, “ kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Suryatmoko dalam diskusi yang bertajuk Industrialisasi Garam Rakyat untuk Mewujudkan Kemandirian Produksi Garam Nasional di Lamongan Jawa Timur, Jumat (24/5).

Secara spesifik, potensi lahan industry garam Lamongan sebesar 350 ribu hektar  dengan kemampuan produksi mencapai 30 ribu ton per tahun. Produksi garam Lamongan yang di lakukan dibelakang pemukiman warga ini tidak terlihat oleh masyarakat sebelumnya, dan hanya menjadi sambilan pekerjaan masyarakat.

Hal tersebut, tambah  Suryatmoko, berbeda dengan kabupaten Gresik yang sudah banyak pembudidaya garam, bahkan sepanjang jalan pantura antara Gresik dan Lamongan sudah terbentang lahan pembudidaya garam.

“Seiring dengan perkembangan sarana dan prasarana infrastruktur dan transportasi, jalan dan pelabuhan petambak garam mulai melihat usaha ini sebagai usaha yang menguntungkan,” katanya. Pasar garam Lamongan pun berkembang di beberapa lokasi sekitar Lamongan.

Pelabuhan sudah bagus dan KKP juga terus mendorong Program Pugar ke berbagai daerah sehingga petambak yang dulunya hanya menganggap sebagai usaha sampingan, lebih giat menggalakan usaha ini sebagai usaha pokok. “Masyarakat akan bergairah untuk memproduksi garam konsumsi,” pungkasnya.

Tri Mardi Rasa

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain