Kementerian Pertanian juga berencana memaksimalkan produksi hortikultura dengan penerapan plant based system yang bisa menjamin kontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk sehingga Indonesia bisa menerapkan non-tariff barrier produk hortikultura impor.
"Pasokan kontinu, kualitas semakin meningkat, kita bisa terapkan non-tariff barrier," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan dalam Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian di Jakarta, Rabu (24/4). Wakil
Dengan penerapan non-tariff barrier, produk hortikultura lokal juga bisa merebut pasar dalam negeri. Tapi untuk melakukan itu perlu penerapan plant based system yang dilakukan dengan spesialisasi jenis tanaman di daerah tertentu.
Sistem ini, juga memberikan kesempatan pada petani di kawasan tertentu bergabung dalam sebuah kelompok tani, sehingga para petani tersebut bisa melakukan perencanaan produksi yang lebih baik dengan pola tanam yang sesuai.
“Sekarang ini petani cenderung untuk menanam satu produk secara berbarengan. Sehingga tidak ada jaminan pada kontinuitas produksi,” jelasnya. Dengan system tersebut petani yang ada di kawasan tertentu tersebut dan tergabung dalam kelompok tani, bisa mengatur penananamannya. Sehingga, alur produksi bisa menjamin kontinuitas produksi dan kualitasnya bisa seragam.
Selain itu, sistem pertanian yang ada saat ini berimbas pada fluktuasi harga. Saat panen dilakukan, lanjutnya, harga komoditas bakal anjlok karenan membanjirnya pasokan.
Rusman menjelaskan dengan pengelolaan sektor hortikultura berbasis plant based system akan memperkuat jaringan. Dengan spesialisasi satu jenis tanaman di satu daerah bakal memudahkan pemetaan daerah penghasil komoditas.
"Kalau ini bisa kita kembangkan mudah-mudahan sektor agribisnis lebih konkrit lagi hasilnya. Petani pun akan makin tahu potensi pasarnya," tambah Rusman.
Sementara itu, sistem pemasaran produk hortikultura saat ini disebut Rusman lebih berorientasi ke pasar tradisional. Hal ini belum bisa memberikan kepastian bagi petani dan mendorong mereka untuk tetap mau menanam produk hortikultura.
Acara Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian diselenggarakan pada 24 - 26 April 2013 di pertanian ini dengan tema “Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Hasil Pertanian melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna".
Rangkaian acara lain adalah pameran alat dan mesin pengolah hasil pertanian, talkshow tentang Peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui pembangunan agrobisnis/agroindustri pedesaan serta seminar tentang dukungan teknologi pengolahan hasil pertanian menuju produk bersih (Zero Waste), demo pengolahan hasil pertanian dan lomba kreasi olahan berbahan baku mocaf.
Tri Mardi Rasa