Senin, 15 April 2013

LIPUTAN KHUSUS : Convey, Urusan Gulma Beres

Convey, Urusan Gulma Beres  

Gulma yang selama ini mengganggu pertumbuhan jagung milik para petani di Kabupaten Pesawaran, Lampung, teratasi seiring mulai diaplikasikannya herbisida Convey produk BASF.

Kuswanto, salah satu petani di Desa Trirahayu, Kec. Katon, Pesawaran, mengungkap sulitnya mengendalikan gulma pada tanaman jagung. “Kami sudah mengaplikasikan herbisida berbagai merek. Namun jika daun jagung kena semprot ikut layu dan mati. Lalu beberapa minggu kemudian gulma tumbuh kembali. Apalagi pas musim hujan seperti sekarang, gulma cepat sekali tumbuhnya,” ujarnya saat ditemui AGRINA di kebunnya pekan lalu.

Efektif

Petani berusia 34 tahun tersebut sudah menanam berbagai varietas jagung dan mencoba bermacam herbisida, termasuk Convey, untuk mengendalikan gulma. Kus, demikian sapaannya, mengaku puas dengan daya kendali Convey terhadap gulma yang tumbuh subur pada musim hujan ini. 

 “Memang dari sisi harga lebih tinggi dibanding produk sejenis dari pabrikan lain. Tapi daya kendalinya luar biasa. Hebatnya lagi, daun jagung yang terkena saat penyemprotan tidak mati seperti produk lain,” puji Kus. Semua jenis gulma, lanjut dia, mampu dikendalikan Convey, termasuk gulma berdaun lebar seperti sintrong-sintrongan yang selama ini kebal terhadap herbisida lain karena batangnya keras.

Convey diaplikasikannya pada tanaman berumur 21 hari. Untuk satu hektar, Kus menghabiskan dua paket Convey. Satu paket terdiri dari 750 ml Atrazine, 500 ml Adjuvant, dan 40 ml Topramezon. Untuk satu tangki semprot (15 liter) campuran terdiri dari 75 ml Atrazine, 50 ml Adjuvant dan 4 ml Topramezon (untuk lahan yang biasanya menggunakan 10 tangki per setengah hektar). “Selain daya kendalinya bagus, Convey tidak masalah jika setengah jam setelah penyemprotan tiba-tiba hujan, rumput tetap mati. Berbeda dengan merek lain yang jika sesudah disemprot turun hujan, maka rumput tidak layu, apalagi mati,” ungkapnya.

Panen Melonjak

Sejak empat tahun lalu, Kus sudah mengaplikasikan berbagai produk BASF dalam budidaya jagung, seperti untuk perlakuan benih menggunakan Regent Red dan Acrobat, serta Cabrio untuk meningkatkan kesehatan tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit, termasuk bulai yang sangat ditakuti petani. Sejak menggunakan produk-produk BASF tersebut hasil panen jagungnya melonjak tajam. “Jika sebelumnya hasil panen jagung hanya 5–6 ton/ha, pada musim panen Februari lalu melonjak hingga 9,5 ton/ha,” jelas Kus bangga.

Demikian juga yang dirasakan Suro, petani jagung di Desa Sriwedari, Kec. Tegineneng, Pesawaran. Ia menyemprotkan Convey satu paket untuk lahan seluas setengah hektar pada saat tanaman berumur 20 hari. Menurut pengalamannya, jika menggunakan herbisida merek lain tidak saja rumput di sekitar batang jagung yang mati, tapi daun jagung bagian bawah yang kena semprot pun ikut mengering sehingga pertumbuhan jagung terganggu.

“Berbeda dengan Convey, rumput yang mati lebih merata, namun daun jagung bagian bawah yang kena semprot tetap hijau. Lalu rumput tidak tumbuh kembali sampai panen sehingga permukaan tanah lebih bersih. Sekalipun saat ini sedang musim hujan,” ujarnya dengan logat Jawa yang medok.

Untuk meningkatkan produksi dan mencegah serangan bulai, Suro juga telah mengaplikasikan produk BASF lainnya, seperti Regent Red, Acrobat dan Cabrio sejak tiga musim tanam sebelumnya. “Selain terjadi peningkatan produksi, tanaman juga lebih tahan kekurangan air sehingga pada musim kemarau panjang tahun lalu, saya masih bisa memanen jagung,” ungkap Suro sembari tersenyum puas.    

Syafnijal Datuk Sinaro (Lampung)

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain