Padahal pasar udang dunia cukup besar dan terbuka lebar dengan daya saing yang tinggi. Masih ada 1,2 juta hektar lahan tambak yang belum dioptimalkan. “Kalau melihat potensi tambak ini masih sangat besar,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan , Sharif Cicip Sutardjo dalam sambutannya di panen udang demonstrasi farm (demfarm) kelompok pembudidaya Vaname Jaya 3 di desa Singaraja, Indramayu, Kabupaten Indramayu, Sabtu (9/3).
Belum optimalnya budidaya tambak ini, tambah Sharif, pihaknya (KKP) mendorong siapapun untuk ikut ambil bagian. Sebab, dari usaha, budidaya udang cukup menggiurkan. Hasil panen bisa mencapai 15 ton per musim. Dalam satu tahun, jika dilakukan optimal bisa 3 kali panen dengan produktifitas sekitar 30-40 ton per hektare.
Dibandingkan produktifitas tambak negara lain seperti china masih lebih tinggi. “Angka tersebut terbilang besar, ini berarti produk udang Indonesia memiliki daya saing tinggi untuk pasar ekspor. "Ini luar biasa,” jelasnya.
China, tambahnya, hanya bisa memproduksi udang 8 – 10 ton per hektar per tahun. Karena Negara ini memiliki 4 musim dan mereka terkendala kondisi iklim yang ada.
Oleh sebab itu, KKP terus menggenjot produktivitas budidaya udang dengan mengoptimalkan luas areal tambak lebih dari 20 ribu hektar di Pantura Jawa Barat dan Banten dengan harapan target produksi mencapai lebih dari 200 ribu ton.
Sharif menjelaskan, produksi udang nasional menunjukkan angka yang terus meningkat. Pada 2011, produksi udang nasional mencapai 400.385 ton, dan terus meningkat menjadi 457 ribu ton pada 2012. Peningkatan itu didorong antara lain oleh penguasaan teknologi budidaya yang semakin baik, dan kesadaran pelaku usaha pertambakan dalam menerapkan cara budidaya yang sudah lebih baik.
Dalam acara panen udang ini juga dilakukan serentak di 5 lokasi demfarm, di Kabupaten Serang, Tangerang, Karawang, Subang dan Cirebon.
Sementara itu, menurut Direktur Jendral Perikanan Budidaya Slamet Subjakto untuk menggenjot produksi udang, pihaknya terus mengoptimalkan lahan tambak di Pantura Jawa dengan membuat model percontohan berupa demfarm seluas 1.000 hektar. “Tapi dari luasana tersebut baru 90 persen yang tergarap. Akhir bulan ini 100 persen semua tambak sudah tergarap,” jelasnya,
Ia menambahkan, demfarm ini sifatnya hanya stimulan dengan luasan yang sangat terbatas dibanding luasan lahan pertambakan yang ada, namun program menunjukkan dampak yang positif bagi usaha budidaya di Indonesia.
Bahkan, tambah Slamet, beberapa lahan pertanian tanaman padi yang sudah tidak bisa berproduksi mulai beralih ke usaha tambak udang vaname. Oleh karena itu dengan menggandeng semua stakeholder perudangan, maka akan di dapat manfaat yang sangat besar dan memberikan lapanagn pekerjaan baru bagi masyarakat.
Tri Mardi Rasa