“Sinergi ini untuk perikanan budidaya ini untuk mempercepat peningkatan produksi, pengembangan usaha, pernbaikan infrastruktur dan sebagainya yang terkait dengan budidaya dan berkelanjutan melalui program industrialisasi perikanan budiaya berbasis ekonomi biru,” kata Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, dalam temu wartawan di Bandung, Kamis (7/2). Program ini akan dimulai dari daerah minapolitasn perikanan budidaya.
Sementara itu, Ditjen juga bekerjasama dengan perbankan dalam hal sebagai fasilitator agar pembudidaya bisa mendapatkan skim kredit. “Butuh strategi untuk menarik perbankan agar tertarik dalam pembiayaan budidaya perikanan,” katanya.
Dengan penerapan pola kemitraan bagi pembudidaya sehingga perbankan akan lebih yakin dalam penyaluran kreditnya kepada pembudidaya. “Pembudidaya harus bermitra dengan mitranya yang tidak hanya memiliki modal tapi juga memiliki teknologi dan jaminan pasar,” jelasnya.
Mitra ini, fungsinya seperti pendamping bagi pembudidaya dan penjamin pasar dari produk yang dihasilkan. Sehingga tingkat keberhasilan usaha budidaya akan lebih tinggi dan resikonya pun bisa diminimalisir.
Slamet menambahkan, usaha budidaya udang sekarang tentu berbeda dengan yang dulu , persepsi perbankan pun berubah dari yang menganggap beresiko tinggi menjadi usaha yang beresiko rendah dan bisa dihitung. Bahkan beberapa perbankan pemerintah tertarik untuk menggelontorkan dananya untuk pembudidaya udang.
Tri Mardi Rasa