Kamis, 21 Pebruari 2013

Industri Peternakan Layak Dibiayai Perbankan

Pengembangan bisnis perternakan sangat strategis bagi bangsa Indonesia, namun masih terkendala berbagai factor dari dalam pengembangan. Sehingga membutuhkan kerjasama semua pihak terkait di bidang peternakan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik yang didukung oleh kelas menengah (Middle Income Class). Sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah, konsumsi bahan pangan non padi mengalami peningkatan terutama konsumsi protein.

Menurut  Senior Vice President Bank Mandiri Sucipto Prayitno  Data pada 2011 peningkatan konsumsi protein hewani meningkat.  Dari daging meningkat sebesar 106,8%, ikan 32,1% serta telur dan susu 127%. Perbankan melihat ini sebagai sebagai sebuah peluang usaha yang bisa dibiayai perbankan. “Untuk saat ini industri yang layak dibiayai dengan pendekatan bisnis murni adalah, perdagangan, pemotongan hewan dan penggemukan atau fattening,” katanya dalam Seminar Outlook Industri Peternakan 2013 di Bogor, Kamis (21/2).

Namun, tambah Sucipto Prayitno bukan berarti pembibitan dan peternakan rakyta tidak bisa dibiayai. “Dapat dibiayai tapi dengan catatan,” tandasnya.

Pembibitan dan Peternakan Rakyat bisa dapat dibiayai apabila peternakan rakyat bisa bergabung dalam kelompok (kelompok tani atau koperasi) dan sebagai plasma dari industry besar. Sedangkan untuk pembibitan  perlu ada perlakuan khusus karena profitabilitasnya rendah (misalnya KUPS) dan masih bagian dari usaha peternakan besar.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain