Diperkirakan Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil) dari Indonesia akan capai angka 40 juta ton pada 2020 dari realisasi 2012 yang mencapai 26,5 juta ton.
Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produk crude palm oil (CPO) Indonesia ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan produk CPO dari Malaysia yang sebagai pesaing produk CPO Indonesia saat ini.
“Target peningkatan CPO ini bisa tercapai karena daya saing CPO Indonesia lebih tinggi dari Malaysia ,” Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di sela workshop "Membangun Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan" di Bogor, Jumat (15/2).
Ia menambahkan, Reveleated Comparative Advantage (RCA) di 2010, daya saing CPO Indonesia di pasar global mencapai 41 sedangkan Malaysia hanya jauh di bawahnya yaitu 26. Sehingga komoditas CPO ini sangat layak untuk dikembangkan.
Sayangnya, CPO Indonesia ini kurang mendapatkankan dukungan kebijakan dari pemerintah. Seperti aturan pengenaan bea keluar (BK) yang masih dianggap masih terlalu tinggi sehingga jika ini terus dilakukan maka CPO Indonesia akan kalah bersaing di pasar Internasional dengan CPO dari Malaysia.
Memang, daya saing CPO Indonesia dengan Malaysia masih bisa terjaga hingga saat in. Tapi jika pemerintah tidak segera merevisi aturan BK iini, harga CPO Indonesia bisa jatuh yang pada akhirnya potensi ekspor tersebut bisa dinikmati negara lain.
Apalagi, Malaysia sudah mengumumkan akan menurunkan BK CPO sebesar 4,5 - 8,5 persen dari sebelumnya 23 persen. Sedangkan Indonesia sejak awal February 2013 manaikan BK CPO menjadi 9%. Sekarang ini, untuk harga referensi US$ 750-800 per ton tariff BK CPO terendah adalah 7,5% dan tertinggi adalah 22,5%
Tri Mardi Rasa