Virus AI memang berbahaya. Tapi, jangan khawatir mengonsumsi hidangan unggas. Soalnya, yang rawan justru saat preparasinya
Sejak pemunculannya pada 2003 di Indonesia, virus H5N1 Avian Influenza (AI) memang telah menumpahkan banyak air mata. Pasalnya, virus AI menyebabkan kematian dan kesakitan tinggi pada unggas dan juga makan korban manusia.
Kian bertambah tahun, variasi dari virus ini makin banyak. Setelah subclade 2.1.1 dan 2.1.2, pada 2006 ditemukanlah 2.1.3 yang hingga kini tetap dominan. Tapi, pada akhir 2012, hadir varian baru yang cukup menggegerkan, yaitu AI subclade 2.3.2. Varian baru tersebut menyerang itik yang selama ini kalis terhadap virus AI.
Toh, mekanisme masuknya virus ini ke Indonesia masih jadi perdebatan para ahli. Belum ada kesepakatan apakah virus ini berasal dari mutasi, pemasukan dari luar negeri, atau dari burung liar. Namun, sejak ada pengumuman resmi Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) pada 13 Desember lalu, kasus AI itik terus bergulir. Bukannya mereda, subclade baru ini malah mulai menyebar ke ayam.
Lebih lanjut mengenai liputan ini baca di Tabloid AGRINA versi Cetak volume 8 Edisi No. 194 yang terbit pada Rabu, 9 Januari 2013.