BASF mencari inovasi terbaru untuk meningkatkan produksi jagung. “Kami memperkenalkan teknologi yang membuat performa tanaman jagung tetap bagus sehingga bisa mendukung proses pembuahan pada masa generatif. Salah satunya adalah Cabrio AgCelence,” tutur Indra Refipal Sembiring, MM, Corn Crop Manager PT BASF Indonesia di Jakarta.
Rata-rata Meningkat 12%
BASF memperkenalkan Cabrio AgCelence ini, tambah Indra, tidak semata-mata untuk solusi pencegahan penyakit tapi memang bertujuan meningkatkan hasil. Cabrio bekerja meningkatkan kesehatan tanaman (plant health) sehingga mendorong peningkatan hasil.
Cabrio juga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit, termasuk terhadap bulai yang sangat ditakuti petani jagung. Aplikasi Cabrio cukup satu kali dalam satu musim tanam pada tanaman jagung umur 30—40 hari setelah tanam (HST). Dengan dosis 400 ml Cabrio per hektar (ha).
Dari 700 demo plot Cabrio AgCelence didapat kenaikan hasil rata-rata 12%, bahkan ada yang mencapai 25%. Jika produksi sebelumnya 7 ton/ha, maka secara rata-rata terjadi peningkatan hasil sebanyak 840 kg. Bila harga jagung Rp2.000/kg diperoleh pendapatan tambahan sekitar Rp1,7 juta. Sedangkan biaya tambahan untuk membeli Cabrio dan tenaga aplikasi hanya Rp460 ribu. Jadi diperoleh keuntungan tambahan sekitar Rp1,2 juta/ha.
Atasi Bulai
Selain Cabrio AgCelence, BASF pun menyediakan produk lain untuk perlindungan tanaman jagung. Fungisida Acrobat untuk melindungi tanaman dari serangan cendawan Peronosclerospora maydis penyebab downy mildew alias bulai. Serangan bulai umumnya terjadi pada tanaman jagung hingga umur 30 HST. Namun di daerah serangan berat, seperti Jawa Timur, bisa sampai 50 HST. BASF menganjurkan melakukan seed treatment dengan 5 ml Acrobat ditambah 10 ml Regent Red per kg benih. Hasil demo plot menunjukkan perbedaan tingkat serangan yang sangat mencolok. Pada tanaman jagung tanpa perlakuan benih tingkat serangan sekitar 80%, sedangkan yang diaplikasi Acrobat dan Regent Red maksimal 10%.
Biasanya petani menggunakan 15—20 kg benih/ha sehingga dibutuhkan 75—100 ml Acrobat dan 150—200 ml Regent Red. Keduanya dicampur lalu diaduk merata pada benih dalam kantong plastik. Selanjutnya dikering-anginkan, benih sudah siap ditanam dan terbebas dari serangan bulai. Biaya yang dibutuhkan untuk pembelian Acrobat dan Regent Red sekitar Rp112.500/ha.
BASF telah pula meluncurkan produk baru, yaitu herbisida Paket Convey. “Convey juga berdampak untuk peningkatan hasil. Alasannya, jika gulma dikendalikan, maka tidak terjadi persaingan dengan tanaman jagung, terutama dalam hal penyerapan unsur hara. Sehingga pertumbuhan tanaman bagus, maka produktivitasnya meningkat,” ungkap Indra. Padahal jika terjadi persaingan dengan gulma, petani berpotensi kehilangan hasil sebanyak 24%.
Convey diaplikasikan saat umur tanaman 15—21 hari setelah tanam (HST) atau gulma 5-7 daun. Herbisida purnatumbuh ini hanya diaplikasikan satu kali per musim tanam dan aman bagi tanaman jagung sekalipun terkena saat aplikasi. Dosis aplikasi Paket Convey terdiri dari 80 ml Convey ditambah 1,5 l Atrazine dan 1 l Adjuvant per ha. “Dengan penggunaan Convey tersebut, biaya pengendalian gulma menjadi lebih hemat 62% dibandingkan pengendalian gulma secara manual,” tutur Indra menutup pembicaraan dengan AGRINA.
Untung Jaya