Pergeseran gaya hidup dari kelas menengah turut mendorong pertumbuhan bisnis hortikultura 2013. Kesadaran untuk hidup dengan cara yang lebih sehat meningkatkan permintaan komoditas hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan.
Sehingga produksi sayuran dan buah-buahan diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga mencapai 10 persen. Dampaknya harga jual holrikultura juga akan semakin tinggi. "Bisnis holtikultura akan jadi seksi," ujar Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia, Glenn Pardede di Seminar Outlook Agribisnis 2013 yang digelar Tabloid Agrina, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (05/12).
Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan perluasan lahan. Keterbatasan lahan menyebabkan benih baru tidak bisa diproduksi secara maksimal. Padahal, Indonesia membutuhkan sekitar satu juta lahan hortikultura jika ingin mengejar kemandirian pangan. "Butuh lebih banyak investasi di bidang agribisnis," kata Glen Pardede.
Sementara itu, ditambah Glen, kompetisi bisnis holtikultura dalam negeri pada tahun depan akan semakin ketat. Gempuran produk hortikultura dari luar negeri menjadi ancaman yang tak kunjung usai bagi para petani lokal.
Tahun depan menjadi tahun penuh harapan sekaligus penuh kecemasan. Bisnis ini akan mengalami tantangan besar. Produk luar negeri akan semakin banyak. Pelaku usaha pun akan diuji kemampuannya untuk bisa memenuhi permintaan domestik yang meningkat.
Selain itu juga produsen hortikultura diharapkan bisa memenuhi minat pasar luar negeri seperti kangkung, cabe rawit, kacang panjang, tomat, dan timun. Sebanyak tiga ribu ton kangkung segar dikirim setiap tahunnya untuk memenuhi permintaan dari Cina, Filipina, dan Thailand.
Selain produk sayur mayur, permintaan terhadap bunga hasil budidaya petani Indonesia juga sangat diminati. Indonesia menghasilkan bibit-bibit bunga terbaik. Benih produksi dalam negri masih menjadi favorit konsumen karena lebih tahan terhadap penyakit.
Glenn Pardede mengatakan, para petani tahun depan hanya akan fokus dalam melayani permintaan dalam negeri. Kebutuhan pasar lokal juga masih besar mencapai 12-13 ribu ton per tahun. "Hanya sekitar 5% benih yang kita ekspor," katanya.
Tri Mardi Rasa