Untuk mendapatkan produksi susu sapi yang baik dan optimal, selain bibit yang produksinya bagus, cara pemberian pakan dan juga ditentukan oleh kualitas pakan. “Ketersedian pakan, harga kompetitif dan berkualitas itulah yang selalu diharap peternak sapi perah,” kata Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana dalam forum group diskusi yang membahas tentang konsep bank pakan ternak melalui wadah koperasi di Jakarta, Kamis (11/10).
Sayangnya permasalahan pakan ternak ini terutama hijuan terus terulang secara berkelanjutan. Keterbatasan lahan hijaun, musim kemarau dan harga hijuan yang semakin mahal membuat peternak makin terpuruk sehingga berdampak pada penurunan tingkat peroduksi susu per ekor yang berakhir pada menurunya tingkat pendapatan petani.
Sementara itu, Anggota Dewan Persusuan Nasional, Rochadi Tawaf mengatakan perlu untuk membuat bank pakan ternak ini karena peternak membutuhkan terus pakan ini agar sapi-sapi mereka bisa berproduksi dengan maksimal. Tentunya bahan bakunya dengan memanfaatkan segala potensi lokal yang ada seperti dengan cara pembuatan silase. “Dengan begitu selain pakan tersebut bisa disimpan lama juga saat musim kemarau panjang mereka tidak akan kekurangan pakan lagi,” katanya.
Tersedianya pakan yang memenuhi standar kebutuhan sapi perah, berkecukupan dan terus ada setiap saat dapat mendukung peningkatan produksi susu yang diinginkan peternak. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil produksi susu yang optimal.
Setiap usaha peternakan harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari hijauan atau rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau yang berasal dari pabrik.
Sehingga dengan adanya bank pakan ini nantinya peternak tidak bingung lagi untuk mencari bahan pakan untuk ternaknya. “Konsepnya peternak atau kelompok ternak ini akan bisa membeli kebutuhan pakannya di bank tersebut, seperti kita mengambil uang di bank saat membutuhkan,” pungkasnya.
Tri Mardi Rasa
