Jamu memiliki nilai historis sebagai warisan leluhur yang bisa menyembuhkan penyakit dan menjaga stamina tubuh. Namun jika tidak didukung serta dilindungi oleh pemerintah karena maraknya obat-obatan yang datang dari luar negeri bukan tidak mungkin industri jamu akan mati.
Suswono Menetri Pertanian RI mengatakan, maraknya obat-obatan tradisonal yang datang dari luar negeri seperti Cina dan Malaysia membuat persaingan lebih ketat terlebih di era perdagangan bebas.
“Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan pemerintah serta peningkatan kuaqlitas rempah dan produk jamu kita. Apabila tidak dilindungi eksistensi jamu Indonesia tidak hanya terancam, tapi juga pangsa pasarnya akan dibanjiri oleh obat-obatan tradisional dari negara-negara lain. Sehingga jamu Indonesia tidak bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” imbau Suswono di sela-sela acara pembukaan acara Workshop Etnofarmaka, Pameran Lukisan Hortikultura dan Kongres I Masyarakat Pecinta Buah dan Sayuran Nusantara pada tanggal 11-12 September 2012 di Gedung Kementerian Pertanian.
Padahal, sambung Suswono, Jamu Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tinggi, karena berasal dari keanekaragaman rempah-rempah. Selain itu, Jamu juga merupakan produk ekonomi keratif bangsa Indonesia yang berbasis budaya turun-temurun dan sudah saatnya diusulkan sebagai salah satu World Heritage.
“Disamping itu, meningkatnya kecenderungan masyarakat global untuk berpola mengonsumsi back to nature maka menuntut tersedianya produk bahan alam yang berkualitas, praktis dan sesuai dengan pola hidup modern,” saran Suswono.
Juga, beberapa kendala dalam pengembangan jamu Indonesia, diantaraya masih lemahnya koordinasi lintas sektor terkait dalam pengembangan jamu dan pemanfaatan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) yang belum optimal. Kemudian, kompetensi SDM jamu masih kurang dan dukungan regulasi serta kebijakan yang kurang kuat sebagai landasan formal serta acuan implementasi.
“Maka untuk mewujudkan jamu sebagai komoditi yang kompetitif ditingkat global, diperlukan arah pengembangan jamu yang lebih jelas disertai dengan langkah yang strategis sehingga juga dapat diukur capaiannya,” harap Suswono.
Yuwono Ibnu Nugroho