Lateks, hasil utama tanaman karet. Dapatkah dirangsang produksinya?
Secara alami, getah karet akan mulai keluar saat tanaman berumur 5-6 tahun, atau ketika diameter batang sedikitnya 45 cm dengan ketebalan kulit minimal 7 mm. Produksi getah karet atau yang dikenal dengan lateks ini akan bertambah seiring umur produktif tanaman. Misalnya, jika tanaman karet mencapai 25 tahun, maka umur 10-20 tahun merupakan umur produktifnya.
Teknik penyadapan berpengaruh penting terhadap produksi lateks. “Yang terpenting saat menyayat tidak boleh terlalu dalam, juga tidak boleh terlalu tipis. Jika menyayat terlalu dalam, maka akan merusak tanaman karet, tetapi jika terlalu tipis maka karet yang keluar terlalu sedikit,” terang Bambang Aria Wisena, Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (BSP), produsen yang kebunnya berlokasi di beberapa daerah di Sumatera itu. Idealnya, luka sayatan sedalam 1-1,5 mm dari kambium tanaman.
Penyadapan lateks dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke arah kanan bawah dengan sudut kemiringan sekitar 30o, menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Kemudian, untuk mengalirkan lateks, pada lingkar batang dibuat irisan melingkar. Lateks akan mengalir selama satu sampai dua jam, kemudian mengering.
Pencegahan dan pengendalian penyakit ini, menurut Cici Indriani Dalimunthe dan Zaida Fairuzah, keduanya dari Balai Penelitian Sungei Putih, Galang, Deli Serdang, Sumatera Utara, dapat dilakukan secara kimiawi maupun biologi. Secara biologi, untuk pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat memanfaatkan Trichoderma sp., musuh alami cendawan itu.
Kedua peneliti tersebut menguji Endohevea, pupuk hayati endofit dan biofungisida khusus tanaman karet. Probiotik khusus tanaman karet yang diproduksi dan dipasarkan PT Prima Agro Tech ini mengandung 18-20 x 108 sampai dengan 109 cfu yang terdiri dari cendawan Trichoderma sp. dan bakteri endofit: genus Klebsiella sp., Azospirillum lipoferum, dan Bacillus sp., yang menambat nitrogen (N) dan melepaskan fitohormon Indole Acetic Acid (IAA). Selain itu, mengandung bakteri Pseudomonas sp, yang bisa melarutkan fosfor (P).
Diameter Bertambah
Berdasarkan penelitian, kandungan bakteri di dalam Endohevea dapat meningkatkan pertumbuhan diameter batang karet secara signifikan dengan dosis pupuk yang sama untuk masing-masing perlakuan, dibanding kontrol (tanaman yang tidak mendapat perlakuan Endohevea). Selain itu, Endohevea efektif untuk mencegah dan menyembuhkan serangan cendawan akar putih, baik pada uji coba di laboratorium, rumah kaca, maupun di lapangan.
Di tingkat petani atau pekebun karet, menurut Erwin Haryanto, Manajer Pengembangan Bisnis PT Prima Agro Tech, untuk imunisasi atau preventif, penggunaan Endohevea ini dapat dilakukan pada stadia pembibitan. Caranya, satu tablet efervesen Endohevea direndam sekitar 12 jam dalam lima liter air untuk mengaktifkan mikroba yang selama dalam bentuk tablet mengalami dorman (mati suri). Larutan itu lantas disemprotkan atau disiramkan di sekeliling perakaran. Setiap tablet digunakan untuk 10 - 20 polibag bibit.
Pada pembibitan ini, aplikasinya dilakukan satu kali. Sedangkan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), aplikasi sekali setahun. Satu tablet dilarutkan ke dalam 50 ml air selama 3-12 jam. Kemudian diencerkan ke dalam 10 liter air. Satu tablet ini dapat digunakan untuk 4-5 tanaman karet. Jika populasi karet sekitar 500 batang/hektar, berarti dibutuhkan sekitar 100 tablet. Dengan harga Rp5.000/tablet, total biayanya Rp500 ribu.
Sedangkan pada tanaman menghasilkan, proses pelarutan dan pengenceran sama seperti TBM. Pada tanaman terinfeksi jamur akar putih, frekuensi penggunaan setiap tiga bulan. Satu tablet bisa digunakan untuk satu-dua tanaman. Jika 5% dari populasi karet yang terserang jamur akar putih, diperlukan sekitar 13 tablet/3 bulan/ha atau setara Rp65 ribu.
Jadi, menurut Erwin, Endohevea ini dapat digunakan untuk imunisasi (preventif) maupun pengobatan (kuratif) terhadap jamur akar putih pada karet. “Begitu terlihat terkena jamur akar putih, bisa langsung dikasih (Endohevea),” terang Erwin. Selain itu, karena mengandung bakteri penambat N, pelarut P, dan penghasil fitohormon IAA, Endohevea ini juga bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman karet.
Syatrya Utama, Liana Gunawati