Kamis, 19 Juli 2012

METI Terus Kembangkan Energi Terbarukan

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mendorong terobosan pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan di Tanah Air. Sebab sumber energi fosil yang dimiliki Indonesia makin menipis. Bahkan hampir 90 persen energi yang dimanfaatkan di dalam negeri masih bersumber dari energi fosil yang tidak dapat diperbarui.

“Oleh karean itu, masalah pemanfaatan dan aplikasi energi terbarukan tidak hanya sebatas wacana, tapi harus mencerminkan prinsip pemanfaatan dan pengaplikasian energi terbarukan,” kata Rachmat Gobel Ketua Umum METI usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Dirken Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kardaya Warnika dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar di Jakarta, Rabu (18/7).

Ketiga pihak memulai kerja sama pengaplikasian teknologi energi terbarukan dengan rencana pembuatan kapal nelayan bertenaga surya bagi para nelayan dan gerobak yang dilengkapi tenaga surya bagi para pedagang keliling.

“Kerja sama pembuatan kapal nelayan bertenaga surya merupakan upaya riil meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja para nelayan untuk memperoleh tangkapan yang lebih berlimpah,” katanya. Dengan membuat kapal bertenaga surya, nelayan bisa melaut dengan jangkauan yang lebih luas dan diharapkan bisa melakukan aktivitasnya kapan saja, tidak terbatas waktu dan bahan bakar konvensional.

Apalagi persoalan bahan bakar minyak (BBM) makin menyulitkan aktivitas para nelayan. "Persoalan-persoalan semacam itu sangat membebani nelayan dalam usahanya mencari penghasilan," ujarnya.

Rachmat Gobel mengakui, tahap awal pengaplikasian teknologi ini terasa mahal, tapi bisa memberikan manfaat sangat besar. "Kapal nelayan bertenaga surya memang bisa jadi lebih mahal dibanding kapal berbahan bakar konvensional, tapi dengan kecanggihan teknologi yang ditawarkan, ke depannya nelayan bisa merasakan sendiri keuntungan dari pemanfaatan teknologi energi terbarukan yang dipergunakan kapal itu," jelasnya.

Rachmat Gobel yakin, penerapan teknologi energi terbarukan dalam pembuatan kapal nelayan dan gerobak pedagang keliling dapat segera dilakukan secara luas. Sebab, tren penggunaan energi terbarukan kini sudah menjadi keharusan. "Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat sudah harus memulai untuk beralih memanfaatkan berbagai macam teknologi yang berbasis energi terbarukan," ujar Rachmat Gobel.

Tri Mardi Rasa

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain