Jangan anggap enteng penganan tradisional. Jika diolah dengan serius, bisa jadi kuliner bercitarasa internasional.
Itulah yang terjadi di ajang Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal atau Ethnic Food 2012 yang diadakan pada 30 Juni-1 Juli 2012 di Bandung, Jawa Barat (Jabar). Digelar di Mal Cihampelas Walk (Ciwalk), acara yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar itu, antara lain, menampilkan beragam sajian makanan berbahan baku lokal dengan penampilan internasional serta seratusan lebih pengusaha industri kecil dan menengah (IKM) se-Jabar dengan produk camilan andalan masing-masing.
Penampilan beragam kuliner berbahan baku lokal yang dilombakan tadi memang mengundang selera. Lihat saja, ada sajian sup krim singkong, barbekyu umbi cilembu, spagheti talas, ada minuman honjahe (honje jahe), puding mangga gincu, salad buah mayones singkong, pai kentang bulu, steik talas, liwet singkong bakar isi ayam, atau kakap terbang saus mangga, rolade gayam, sambal goreng gayam, dan jus antanan.
Tak mengherankan Euis Saedah, Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM), Kementerian Perindustrian memuji ibu-ibu PKK se-Jabar yang menampilkan kuliner tersebut. “Ini kreativitas Dinas Perindustrian yang sangat bernilai untuk mengangkat makanan daerah menuju makanan bercitarasa internasional. Terima kasih kepada ibu-ibu PKK yang mengajak generasi berikutnya mencintai makanan berbahan baku lokal yang tidak kalah lezatnya ini,” ujar Dirjen IKM ini saat memberi sambutan.
Tampilnya kuliner menawan dengan bahan baku lokal, seperti gayam, talas, dan ubi serta singkong tadi juga dipandang positif oleh Ferry Sofwan Arif, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar. “Hadirnya makanan dari gayam, talas, ubi tentu membanggakan. Karena gayam, misalnya, adalah makanan tradisional dari buah yang hampir dilupakan,” ujarnya.
Dihadirkannya makanan berbahan baku lokal bercitarasa internasional tersebut, tambah Ferry, agar mendapat apresiasi dari pihak hotel dan katering di Bandung dan sekitarnya. Dengan demikian, pada masa mendatang, bisa saja makanan tadi dipilih menjadi menu andalan hotel-hotel dan katering itu. Jadi, cita-cita menjadikan makanan berbahan baku lokal sebagai kuliner bercitarasa internasional bakal terwujud.
Laris Manis
Sejumlah pengusaha muda bidang kuliner di Kota Paris van Java juga tak ketinggalan menampilkan produk mereka di ajang ini. Sebut saja para anak muda yang mengusung nama Lemon Tree dan menampilkan minuman andalan lemon jahe bergaya minuman yang dijual di bar kelas atas. Atau, sekelompok mahasiswa asal Universitas Padjadjaran dan Universitas Parahiyangan, Bandung, yang bergabung dan menjajakan tiga jenis keripik dengan merek Hip&Chip. Ada pula sekelompok anak muda yang menjual jus buah dengan nama Juicide alias “jus bunuh diri”!
Antusiasme warga Bandung atas ajang Ethnic Food 2012 ini pun ditunjukkan dengan tingginya nilai transaksi atas beragam camilan yang ditampilkan para pengusaha IKM bidang kuliner se-Jabar. “Selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu, sampai pukul 17.00 WIB, nilai transaksi atas camilan tradisional yang dipamerkan mencapai lebih dari Rp140 juta,” ungkap Ferry.
Jadi, jelas sudah, seperti ditegaskan Euis Saedah, janganlah kita minder dengan kuliner tradisional kita.
Syaiful Hakim