Usaha peternakan domba memang menjanjikan. Sudahkah tahu trik penggemukan yang tepat?
Bisnis domba kian kinclong. Lihat saja H. Bunyamin, peternak domba asal Cimande Hilir, Caringin, Kab. Bogor, Jawa Barat. Setidaknya ia menjual 27 ekor domba/hari untuk melayani kebutuhan restoran, mengeluarkan 3 – 4 ekor/hari untuk kebutuhan akikah, dan menggelontorkan 300 ekor domba untuk H-2 dan H-3 Idul Fitri. Bahkan, Bunyamin laris menjual 2.900 – 3.000 ekor domba untuk memenuhi permintaan Idul Adha.
Harga jual domba betina untuk kebutuhan restoran dan Idul Fitri dipatoknya sebesar Rp21 ribu - Rp23 ribu/kg bobot hidup. Sedangkan, domba jantan dijual untuk akikah dan Idul Adha senilai Rp45 ribu – Rp50 ribu/kg bobot hidup.
Penjualan domba tersebut belum mampu menutupi kebutuhan sekelumit pasar Jakarta yang meminta 3.000 ekor domba/bulan untuk kebutuhan akikah. Bahkan, mencukupi permintaan 100 ekor domba/hari untuk memasok restoran-restoran sepanjang ruas Ciawi – Rindu Alam, Bogor, sejauh 32 km saja ia belum sanggup. Bisa dibayangkan betapa prospek bisnis ternak penggemukan domba dan kambing masih sangat terbuka.
Selain itu, ada Villa Domba di Bandung, yang khusus menggemukkan 700 ekor untuk momen Idul Adha dan MT Farm di Ciampea, Bogor, yang menggemukkan 500 ekor domba/bulan dengan sistem kemitraan. “Kami punya konsumen, permintaannya 3.000 ekor/bulan. Selama ini baru nyuplai 500 ekor/bulan,” ujar Mochamad Afnaan Wasom, bagian akikah & pemasaran MT Farm, menjelaskan alasan bermitra.
Pilih Bibit
Menurut Bess Tiesnamurti, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Kementerian Pertanian, cara penggemukan yang efektif, yaitu memilih bakalan berumur muda dan sehat sehingga peluang pertumbuhan ternak masih tinggi, ketersediaan bahan pakan, waktu penggemukan yang optimal dan penerapan manajemen. Hal ini dibenarkan H. Bunyamin. “Kunci usahanya itu tiga: Pertama bibit yang bagus, kedua pemeliharaan yang baik, ketiga pasar udah ada. Ketiganya nggak boleh terpisah,” tukasnya.
Tri Hermanto, pemilik usaha penggemukan kambing di Dukuhmojo, Mojoagung, Jombang, Jatim mengatakan, pertama kali yang harus dicermati untuk usaha penggemukan adalah pencarian bibit kambing yang akan digemukkan. Biasanya kambing yang sudah berumur 9 bulan, bobot awalnya sekitar 25 - 30 kg bobot hidup, dipelihara selama 3 - 4 bulan. Ismail Fahmi, pemilik usaha pembibitan domba dan kambing asal Banjaragung, Bareng, Jombang, pun sependapat. ”Bibitnya kita ambil dari peternak kampung biasa. Jadi domba dan kambing jarang kita lakukan inseminasi buatan, semua alami. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan sekitar 20% - 30%, kalau alami sekitar 90% keberhasilannya itu di breeding,” ungkap Ismail.
Domba ideal digemukkan, katanya, pada umur 5 bulan. “Kambing dan domba jika beratnya di atas 30 kg pasarnya akan lebih terbatas. Cara penggemukannya sama saja. Paling lama digemukkan 3 - 3,5 bulan,” lanjut Ismail. Selama ini dia lebih memilih menggemukkan pejantan karena berat tubuhnya lebih stabil dan cepat pertumbuhannya. Dari segi harga juga lebih mahal pejantan. Misalnya jantan Rp30 ribu/kg bobot hidup, sedangkan betina hanya Rp25 ribu/bobot hidup. Sementara, Bunyamin menambahkan, untuk penggemukan carilah domba yang kurus. Misalnya, betina afkir usia 5-7 tahun atau pejantan umur 7 - 8 bulan. “Jangan menggemukkan yang kecil-kecil, usia produktif dipotong, karena si domba nanti jadi barang langka,” Ketua Kelompok Tani Ternak Domba Tawakkal ini mengingatkan.
Sistem Baterai
Memelihara domba harus memperhatikan konstruksi kandang sesuai peruntukan. “Kalau pengembangbiakan itu luas kandangnya. Kalau penggemukan itu sistem baterai, isi satu-satu, hanya 40 cm x 1 m. Jadi dia hanya bisa berdiri, makan, duduk,” jelas Bunyamin saat ditemui AGRINA. Keuntungannya, domba cepat gemuk dan dagingnya empuk karena tidak bergerak.
Sementara pakan ternak, sambungnya, terdiri dari pakan pokok, pakan tambahan, dan pakan stimulan. Pakan pokok berupa rumput, pakan tambahan berupa limbah pertanian seperti ampas tahu, bonggol jagung, amaps kedelai, kulit kopi, rendeng kedelai, klenteng (isinya randu/kapuk), polar, dan pakan stimulan berupa konsentrat. “Rumput dan konsentrat kita racik jadi satu. Jadi serat kasarnya ada, limbah proteinnya ada,” imbuh Brian Koesoema Adhie, pemilik PT Adhie Lestari Lirboyo, salah satu eksportir domba di Bogor. Dengan ramuan pakan ini, Brian, bisa menaikkan bobot domba sebesar 4 – 5 kg/bulan. Sedangkan pengalaman Bunyamin, kenaikan bobot dombanya sebesar 3 kg/bulan.
Penyakit yang paling sering muncul dalam penggemukan adalah penyakit mulut, mata, dan mencret. Penyakit ini umumnya terjadi akibat proses distribusi ternak. Penyakit mata diobati dengan obat tetes mata. Sementara gangguan mulut terjadi karena pengaruh cuaca atau pola makan. Ini bisa disembuhkan dengan Betadin. Sementara untuk mencret, pengobatan pertama dengan obat diare. Jika tidak sembuh, kemungkinan domba terinfeksi cacing sehingga sebaiknya diberikan obat cacing.
Sedangkan masalah kesehatan, jarang dialami Tri. “Paling gangguan metabolisme (nafsu makan turun) karena perubahan iklim. Menyiasatinya, kita beri vitamin. Kecuali, kalau kita pakai pakan rumput yang mengandung sianida, bisa mengakibatkan kembung,” timpalnya santai.
Windi Listianingsih, Ratna BW, Syaiful H, Syatrya U, Yuwono IN, Indah RP (Surabaya)
Analisis Usaha Penggemukan Domba (siklus 4 bulan): Bibit berbobot 20 kg @ Rp30.000/kg : Rp600.000/ekor Pakan bulan ke 1 (0,8 kg x 30 x Rp1.200) : Rp28.800 Pakan bulan ke 2 (1 kg x 30 x Rp1.200) : Rp36.000 Pakan bulan ke 3 (1,2 kg x 30 x Rp1.200) : Rp43.200 Pakan bulan ke 4(1,3 kg x 30 x Rp1.200) : Rp46.800 Biaya pakan ternak : Rp154.800 Total pengeluaran : Rp754.800 Pertambahan bobot badan 36 kg x Rp30.000/kg : Rp1.080.000/ekor Keuntungan : Rp1.080.000/ekor - Rp754.800/ekor : Rp325.200/ekor *Sumber: Brian Koesoema Adhie, 2012 (diolah) |