Sebaik-baiknya barang tanpa melakukan promosi dengan baik akan percuma sebab konsumen tidak akan tahu bagaimana kualitas barang tersebut sehingga tidak memiliki nilai tambah bagi pelaku usaha.
Braman Setyo, Deputi II Bidang Produksi, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengatakan, suatu barang akan menghasilkan nilai tinggi bila barang tersebut dapat diolah kembali. Contohnya kakao akan menghasilkan harga yang tinggi bila dilakukan fermentasi terlebih dahulu atau bila perlu sudah dibuat menjadi powder (bubuk) cokelat. Namun, semua itu akan sia-sia bila tidak adanya promosi terhadap barang tersebut.
Bagaimanapun promosi merupakan salah satu kunci pelaku usaha untuk bisa mengembangkan serta membuat jaringan atas produk yang telah diolah. Indonesia Coffee, Kakao dan Teh (Icote) Expo 2012 sebagai sarana untuk berpromosi bagi pelaku usaha. “Pemerintah mendukung penuh seluruh stake holder yang mengikuti expo ini untuk melakukan promosi,” ucap Braman Setyo dalam acara Icote pada 12 – 15 Juni 2012 di Jakarta.
Braman mengingatkan, sebelum melakukan promosi pelaku usaha harus memeperhatikan standar dan kualitas barang yang akan dipromosikan. Sebab, bahan baku yang terstandarisasi bisa berpengaruh pada produk lainnya (kompetitor).
Sementara itu, Subyanti, Dewan Kakao Indonesia menambahkan, salah satu bentuk peran Pemerintah yang sudah terlihat dalam mendukung petani dalam meningkatkan produk olahan ataupun setengah jadi yang sudah berstandar yaitu bea keluar (BK). BK yang sudah diberlakukan selama dua tahun terakhir untuk meningkatkan pendapatan pengusaha nasional terutama industri pengolahan kakao di dalam negeri dinilai sudah benar. “Kebijakan itu untuk meningkatkan pendapatan pengusaha nasional,” tambah Subyanti.
Tapi, di sisi lain, sebagian pelaku usaha merasa keberatan atas kebijakan BK ini yaitu pengusaha yang melakukan ekspor biji kopi non fermentasi. Meski ada penolakan dari sejumlah pengusaha, Dewan Kakao akan terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak bahwa kebijakan ini dalam jangka panjang menguntungkan. “Karena dengan adanya BK, pendapatan negara dapat bertambah dan mempunyai nilai jual yang tinggi dengan meolah lebih lanjut produk ekspor,” harap Subyanti.
Yuwono Ibnu Nugroho