Selasa, 29 Mei 2012

Tingkatkan Produksi, Kementan Impor Bibit Sapi Perah

Berdasarkan data Kementeran Pertanian (Kementan), produksi susu segar Indonesia pada 2011 hanya 690.000 ton, sedangkan pasar mencapai 3,2 juta ton. Maka untuk memenuhi industri pengolahan susu (IPS) terpaksa melakukan impor bubuk susu dari luar negeri untuk diolah menjadi susu olahan.

Rusman Heriawan Wakil Menteri Pertanian menjelaskan, sebenarnya pasar susu di Tanah Air masih terbuka lebar. Hal itu terlihat pada tahun lalu, pasar susu di Indonesia yang mencapai 3,2 juta ton itu dapat dipenuhi dari impor sebesar 75% atau 2,4 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya mampu sebesar 800.000 ton atau 25%. Impor tersebut banyak dipasok dari Selandia Baru dan Australia.

Bibit Sapi Perah

“Untuk mengatasi rendahnya produksi susu dalam negeri maka Kementan akan mendatangkan bibit sapi perah sebanyak 2.300 ekor bibit sapi perah asal Australia. Impor ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengejar kesenjangan pasokan,” kata Rusman dalam Konfrensi pers Hari Susu Nasional di Kementan, Senin (28/05).

Fauzi Luthan, Sekditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan menambahkan, rencananya impor bibit sapi perah tersebut akan diserahkan ke masing-masing sentra produksi susu. Salah satunya yaitu budidaya sapi perah di Jawa Timur meliputi Malang, Trenggalek dan Lumajang. Provinsi lainnya, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Utara.

Sengaja didatangkan ke sentra produksi susu karena saat ini kemampuan produksi peternak masih rendah. Untuk itu, kita perlu menambah populasi sapi perah sebanyak 3 kali lipat dari populasi sapi perah saat ini sebanyak 603.852 ekor agar bisa mendekati kebutuhan dalam negeri.

Lebih dari itu, lanjut Rusman, selain masih rendahnya produksi susu dalam negeri juga masih rendahnya konsumsi susu dalam negeri yang hanya sekitar 11,09 kg per kapita per tahun. Bayangkan jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 22,1 liter dan 33,7 liter per kapita per tahun. Begitu pula India yang sudah melebihi 42 liter per kapita per tahun.

“Konsumsi masyarakat di Indonesia juga tertinggal jika dibandingkan dengan Vietnam yang sebesar 12,1 liter per kapita per tahun. Produk susu itu baik berupa segar maupun cair dan kental manis,” risau Rusman.

Kampanye Minum Susu 1 Juni

Melihat masih rendahnya konsumsi dalam negeri maka Kementan menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari susu Nusantara. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengkampanyekan minum susu segar sehingga konsumsi susu segar perkapita dapat meningkat.

 “Seperti yang akan dilakukan nanti pada tanggal tanggal 1 – 3 Juni 2012 di Yogya Expo Centre, Yogyakarta bertepatan dengan Hari Susu Nusantara yaitu minum susu segar secara gratis bagi setiap pengunjung. Selain itu juga akan dilaksanakan workshop tentang persusuan, perlombaan kontes ternak, paduan suara, memasak berbahan naku susu dan demo pemerahan susu,” tutur Rusman.

Agar konsumsi susu segar dalam negeri dapat meningkat secara maksimal, maka dalam hal ini Kementan akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan untuk membuat program kampanye mengkonsumsi susu di lingkungan instansi sekolah. Seperti di era tahun 1960-an, meskipun pada saat itu kondisi ekonomi masih susah, namun setiap siswa diberikan susu segar secara gratis oleh setiap sekolah sebanyak 1 - 2 kali setiap hari. Metode kampanye minum susu segar seperti itulah yang mengena bagi masyarakat khususnya anak-anak agar terbiasa mengkonsumsi susu segar.

Sebab, ungkap Rusman, bila konsumsi susu segar meningkat maka otomatis peluang untuk peternak sapi perah juga terbuka lebar untuk menyalurkan hasil produksinya serta dapat meningkatkan pendapatan. “Untuk itu kita bertekad mulai tahun depan kita akan terus meningkatkan produksi sapi perah,” harap Rusman.

Yuwono Ibnu Nugroho

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain