Sabtu, 26 Mei 2012

Sukses Perekonomian Indonesia Berkat Wirausahawan

Kunci sukses perekonomian Indonesia adalah adanya peran pengusaha dan stakeholder ekonomi lokal dan selain itu investasi yang masih terus tumbuh.

 

Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Pengusaha bidang pertanian, harus memfokuskan perhatian pada aspek ketahanan lahan pertanian--- Foto Tri Mardi Rasa

Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan pentingnya menggalakkan wirausahawan di dalam negeri dan terus mendorong ekonomi lebih maju. Sulit jadi seorang wirausahawan karena setiap orang punya jiwa dan karakter yang berbeda.

“Wirausahawan adalah tipe orang-orang yang punya jiwa opportunity dan bisa berperan, berinovasi, itu adalah ciri jiwa entrepreneur. Selain itu, harus bisa mengelola resources untuk memberikan nilai tambah, seperti mengubah sampah jadi emas," Jelas Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo dan juga keynote speaker dalam acara pelepasan 163 alumni Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB – IPB), di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Sabtu (26/5).

Agus sangat setuju dengan kewirausahaan masuk menjadi kurikulum di kampus, sehingga nantinya bisa menghasilkan wirausaha-wirausaha yang handal dan bisa menekan kemiskinan dan pengangguran di negeri ini.

Selain itu, tambah Agus Pemerintah berkeyakinan perekonomian Indonesia tahan dari krisis ekonomi yang terjadi di Eropa saat ini. Pengalaman krisis ekonomi global pada 2008 - 2009 serta di 2011 lalu bakal jadi pelajaran penting.

Pada 2008/2009 saat krisis, Indonesia masih bisa menangani dengan perekonomian yang tumbuh positif. Tiga tahun kemudian pada 2011 krisis datang lebih cepat, tapi perekonomian Indonesia tumbuh 6,5%. “Padahal Eropa, India, dan China tertekan ekonominya," tandas Agus.

Perlu Pengembangan Pangan

Di masa mendatang pemerintah harus memikirkan soal pengembangan pangan dan pertanian sehingga bisa lebih tahan dari guncangan ekonomi di luar. "Surplus beras 10 juta ton di 2014 tidak cukup menjadikan Indonesia sebagai negeri swasembada beras," kata Agus.

Dia menambahkan pertumbuhan pertanian dalam negeri tidak cukup hanya mencapai swasembada saja. "Pemerintah sudah memberikan arahan tetapi Pemda belum memiliki komitmen untuk melakukan itu," katanya.

Menteri Keuangan menjelaskan 30 persen pasar Indonesia masih bergantung pada barang-barang impor. Tingginya barang impor masuk ke dalam negeri merugikan Indonesia. Pemerintah mengakui tidak bisa membendung impor hortikultura.  "Neraca perdagangan kita menipis, meski masih surplus," ujar Agus Martowardojo dalam keterangannya dengan wartawan.

Beberapa komoditi impor cukup besar, seperti produk hortikultura dan daging. Kinerja pertanian saat ini belum cukup untuk membendung impor tersebut. Para wirausahawan inilah yang nantinya diharapkan bisa mengembalikan menjadi positif.

“Pengusaha bidang pertanian, harus memfokuskan perhatian pada aspek ketahanan lahan pertanian,” katanya. Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian membuat kinerja pertanian melesu. 

Sementara itu, Direktur MB-IPB Arief Daryanto mengatakan, MB-IPB selalu mengangkat tema tentang peningkatan daya saing Indonesia dalam berbagai aspek. Sebab, merupakan kunci keberhasilan Indonesia dalam pergaulan di era globalisasi.

Untuk itu, tambahnya, pembahasan mengenai peningkatan ekosistem kewirausahaan perlu digelar untuk meningkatkan aspek daya saing usaha tersebut. ”Kegiatan pelepasan almuni dan sekaligus seminar ini yang merupakan rangkaian lanjutan dari tema besar mengenai peningkatan daya saing di Indonesia dan telah diangkat selama beberapa tahun terakhir,” katanya.

Tokoh pengusaha dan praktisi hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, di antaranya Dr (HC) Arifin Panigoro dan Direktur MM FEB UGM, Lincolin Arsyad. --- Foto Tri Mardi Rasa

Beberapa tokoh pengusaha dan praktisi hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, di antaranya Dr (HC) Arifin Panigoro dan Direktur MM FEB UGM, Lincolin Arsyad.  “Ini agar ekosistem kewirausahaan berdaya saing tangguh, berkelanjutaan, serta saling menunjang dan berkesinambungan dengan sinergi dari berbagai masyarakat,” lanjutnya.

Arief menjelaskan Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB yang digelar melepas sebanyak 163 alumni MB-IPB tahun 2010-2011 yang terdiri pelepasan 35 orang alumni Doktor Manajemen Bisnis (DMB) dan 128 orang alumni Magister Manajemen (MM)

”Melepas alumni merupakan salah satu momen yang paling membahagiakan dan 163 alumni yang dilepas menambah jumlah alumni doktor MB IPB sejak dibuka tahun 2006,” kata Direktur Arief Daryanto.

Arief menjelaskan, sejak 1992 hingga saat ini, MB IPB telah meluluskan 2.756 alumni MM dan 51 alumni DMB. Alumni yang diluluskan memiliki latar belakang beragam, berasal dari kalangan eksekutif perusahaan, pegawai pemerintah pusat dan daerah, wirausahawan serta pelaku usaha.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain