Senin, 21 Mei 2012

Benih Tahan Penyakit Dongkrak Produksi

Kerja sama Indonesia (RI) - Amerika Serikat (AS) terus ditingkatkan secara aktif demi melaksanakan program kerja Indonesia Marine and Climate Support (IMACS) yang saat ini telah memasuki tahap implementasi.

”Diantaranya, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan konektivitas antara Indonesia bagian timur dan bagian barat, khususnya mengenai pemasaran dan pusat produksi,” ujar Sharif C Sutardjo, Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu  (16/5).

Kerjasama di bidang perikanan budidaya salah satunya, difokuskan pada pengembangan benih udang. Yaitu, pengadaan benih udang tahan penyakit. ”Ini karena banyak teknologi dari Amerika, khususnya tentang udang vaname. Pemerintah akan membantu masalah-masalah mengenai benih yang tahan penyakit,” jelas Sharif saat menerima menerima kunjungan Kerri Ann Jones, Assistant Secretary of State for Ocean, Environment, Scientific Affairs dari Amerika Serikat.

Selain itu, untuk mendongkrak produksi udang nasional, sambung Sharif, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini berkonsentrasi pada perbaikan infrastruktur tambak. Hal ini sejalan dengan program revitalisasi tambak udang yang telah dicanangkan sebelumnya. Namun demikian, produksi perikanan budidaya lainnya tidak dikesampingkan.

”Memang sementara ini budidaya kita fokuskan pada pengembangan udang tetapi pengembangan ikan bandeng, patin, kerapu, tetap berjalan seperti biasa,” jelasnya. Harapannya ke depan, hasil budidaya perikanan ini bisa menjadi tulang punggung ekspor perikanan Indoensia.

Di samping itu, kerja sama RI -  AS juga diwujudkan dalam upaya merespon tantangan dan tindakan pencegahaan terkait kerusakan lingkungan, mitigasi bencana pesisir, pengelolaan perikanan yang berkelanjutan serta adaptasi terhadap perubahan iklim. ”National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan The United States Agency for International Development (USAID) bekerjasama dengan indonesia mengatasi masalah perikanan berkelanjutan dan kawasan konservasi laut (MPA-Marine Protected Area). Terutama, kami prihatin terkait keberlanjutan perikanan, keasaman laut, dan perlindungan koral,” kata Kerri Ann Jones, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang kelautan, lingkungan hidup, dan sains.   

Seiring dengan itu, Syarif menyatakan. Program MPA sejalan dengan upaya KKP dalam perbaikan dan pengelolaan kawasan konservasi laut (MPA) untuk melindungi keanekaragaman hayati dan produksi perikanan. ”Program Kawasan Konservasi Laut bertujuan mendukung komitmen Indonesia mengembangkan kawasan konservasi laut seluas 20 juta hektar pada tahun 2020 dengan mengembangkan sistem kawasan konservasi perairan nasional dan tercapainya pengelolaan MPA yang efektif di Indonesia,” tandas Sharif.

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain