Besarnya kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak, terpaksa membuat pemerintah harus melakukan impor jagung untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Impor dilakukan semata-mata karena kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak belum dapat terpenuhi dari dalam negeri.
Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian memaparkan, berdasarkan hasil tim veritivikasi, pasokan jagung di dalam negeri hanya terdapat 3,3 juta ton. Namun, pasokan tersebut hingga saat ini tersebar di beberapa wilayah, sehingga industri pakan ternak merasa kesulitan untuk menyerap pasokan jagung tersebut karena masih terganjal masalah transportasi.
“Selain itu, dari total pasokan sebanyak itu beberapa sentra produksi yang diharapkan dari industri pakan ternak hanya mampu memasok sebanyak 310 ribu ton, sedangkan kebutuhan industri pakan ternak membutuhkan pasokan jagung sebanyak 560 ribu ton. Artinya industri pakan ternak masih memerlukan pasokan jagung sebanyak 250 ribu ton,” jelas Syukur dalam konfresi pers (1/5), di Kementan.
Agar bisa memenuhi kebutuhan industri pakan ternak didalam negeri, maka Kementan pada bulan Mei ini mengeluarkan Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) impor jagung sebanyak 200 ribu ton. “Kami membuka impor jagung sebanyak 200 ribu ton pada bulan (Mei) ini,” tambah Syukur.
Namun, kata Syukur, meskipun impor jagung telah dilakukan, pada dasarnya industri pakan ternak lebih menyukai jagung dari dalam negeri. Karena harga jagung dari dalam negeri jauh lebih murah jika dibandingkan dengan jagung impor. Tapi karena terkendala transportasi itulah membuat harga jagung dalam negeri menjadi lebih mahal.
Contohnya, harga jagung lokal dari petani sampai ke industri pakan ternak berkisar Rp 2.600 – Rp 3.000/kg. Padahal harga jagung di tingkat petani hanya Rp 2.000/kg. Sedangkan harga jagung impor sampai ke industri pakan ternak di Indonesia hanya Rp 2.900/kg. “Naiknya harga jagung dari tingkat petani ke industri pakan ternak karena panjangnya tata niaga,” ungkap Syukur.
Syukur menegaskan, saat ini impor jagung dilakukan karena terpaksa. Karena bila impor tidak dilakukan maka harga pakan ternak akan melambung.
Yuwono Ibnu Nugroho