Mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi semakin menantang, misalnya dengan penggunaan herbisida ramah lingkungan.
Dalam pengendalian gulma terdapat beberapa persoalan di antaranya kekurangan tenaga kerja, transportasi air, dan aplikasi herbisida yang tepat. Kekurangan dan tingginya biaya tenaga kerja dengan produktivitas yang rendah memaksa biaya produksi menjadi tinggi. Biaya pengadaan air dan transportasi meningkat terus seiring jauhnya letak sumber air.
Basta Bersifat Unik
Persoalan tersebut dapat diatasi dengan penerapan konsep penyemprotan volume rendah (VLV – Very Low Volume). Pemilihan herbisida yang tepat dan cocok digunakan dengan metode VLV, terutama pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM), menjadi sangat penting. Hal itu disebabkan kelapa sawit TBM sangat sensitif terhadap herbisida. Herbisida yang tidak tepat dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman dan secara jangka panjang bisa menurunkan rendemen hasil panen.
“Berdasarkan penelitian yang sistematik dalam kurun waktu lama, Basta sudah terbukti relatif aman digunakan untuk kelapa sawit TBM,” ungkap Andi Sugiri, Crop Manager for Plantation Bayer CropScience Indonesia. Herbisida Basta dapat mengendalikan gulma, sekaligus melindungi investasi kelapa sawit dan sesuai dengan usaha kelapa sawit berkelanjutan. Basta sangat cocok digunakan untuk mengendalikan gulma campuran pada piringan TBM, baik menggunakan VLV maupun volume tinggi.
Formulasi Basta telah dipatenkan. Selain berbahan baku amonium glufosinat, formula Basta juga mengandung surfaktan aktif dan defoamer spesifik sehingga efikasinya meningkat. Bahan aktif dan bahan ikutan Basta telah didefinisikan dan teruji baik oleh Federal Law, the Federal Insecticide, Fungicide, and Rodenticide Act (FIFRA). Sementara bahan aktif glufosinat lain mempunyai bahan ikutan yang belum terdefinisi secara jelas. Ini berpotensi berbahaya terhadap tanaman pokok, lingkungan, dan tenaga penyemprot.
Basta juga tidak menyebabkan efek negatif terhadap rendemen kelapa sawit, tidak toksik terhadap daun, dan tidak menyebabkan parthenocarpy. Hal ini menunjukkan Basta sangat toleran terhadap kelapa sawit sekalipun masih dalam fase TBM. Dan Basta cocok diterapkan pada lingkungan pertanaman yang mengutamakan keamanan lingkungan sesuai kaidah RSPO – P and C 4.6.
Antracol Zinc untuk Pembibitan
Tanaman kelapa sawit di pembibitan sangat memerlukan unsur zinc (Zn) untuk pertumbuhannya. Namun pupuk sangat jarang mengandung unusr ini. Kekurangan zinc pada tanaman secara nyata mengurangi pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman. Meskipun tanaman terlihat sehat, kekurangan zinc dapat berakibat negatif terhadap pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang. Penyemprotan lewat daun sangat efektif karena di dalam tanah unsur zinc lebih banyak terikat kuat dan tidak tersedia bagi tanaman.
“Saat aplikasi fungisida Antracol untuk mengendalikan penyakit bercak daun Curvularia sp, unsur zinc pada bahan aktif Antracol menjadi tersedia bagi tanaman,” jelas Andi Sugiri. Antracol zinc sangat cepat diserap tanaman. Jadi, penggunaan Antracol selain bisa mengendalikan penyakit, dapat pula berfungsi menyehatkan dan menyuburkan tanaman kelapa sawit di pembibitan. Daun bibit kelapa sawit berwarna lebih hijau, vigor, dan sehat.
Untung Jaya