Kamis, 26 April 2012

Industri Ayam Broiler Masih Seksi

Di tengah adanya isu akan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BMM), industri ayam brolier ternyata masih tetap seksi. Hal tersebut dapat dilihat dengan berkembangnya industi ayam brolier saat ini.

 
Indutri perunggasan tumbuh pesat dari hulu sampai hilir Foto : Ratna Budi Wulandari
Perekonomian Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat. Hal tersebut diiringi dengan tumbuhnya industri peternakan khususnya ayam broiler. Industri perunggasan tumbuh pesat dari hulu sampai ke hilir. Bahkan, konsumsi ayam Indonesia saat ini didominasi oleh ayam broiler yang yang mencapai 66%.

Peningkatan sektor industri (ayam broiler), akan diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Maka dengan meningkatnya industri ini secara otomatis dapat meningkatkan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan konsumsi,” ucap Abubakar dalam acara pembukaan sarasehan peternak ayam broiler dengan tema “Kesiapan Menghadapi Serbuan Ayam Impor & Solusi Harga Ayam broiler” di Bogor, Kamis (26/4).

Saat ini produksi Day Old Chiken (DOC) sudah mencapai angka 1,9 miliar ekor atau setara dengan 2 juta ton daging ayam. Banyaknya produksi DOC tahun ini karena permintaan daging ayam terus meningkat. “Daging ayam banyak dipilih, karena harganya terjangkau dan mudah ditemukan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat,” ungkap Abubakar.

Sayangnya, konsumsi daging ayam di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Saat ini konsumsi daging ayam di Indonesia baru mencapai 7 kg/kapita/tahun. Sedangkan untuk konsumsi telur baru mencapai 87 butir/kapita/tahun. Sangat jauh bila dibandingkan dengan Malaysia yang mampu mengkonsumsi 3 ekor/kapita/bulan (Indonesia 1 ekor untuk 3 bulan), dan telur 1 butir per harinya.

Selain permasalahan di bidang konsumsi, masih terdapat beberapa permasalahan lain, seperti bibit broiler. Saat ini Grand Parent Stock (GPS) Indonesia 100% masih di impor, dan ketidakstabilan permintaan dan penawaran baik DOC maupun unggas hidup. Ini bukan semata tugas pemerintah. Sudah saatnya seluruh stake holder perunggasan bersatu untuk membuat industri unggas tangguh dan berdaya saing.

Ratna Budi Wulandari, Yuwono Ibnu Nugroho

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain