Selasa, 17 April 2012

Kembangkan Singkong, Dorong Insentif Sektor Swasta

Guna mendorong pengembangan produksi dan hasil olahan singkong atau ubi kayu, ada sejumlah langkang yang perlu dilakukan. Pertama, perlunya dibuka kesempatan kepada sektor swasta bagi pengembangan agroindustri ubi kayu, dengan melibatkan petani kecil melalui kemitraan.

Hal ini disampaikan Achmad Suryana,  Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian saat memberi sambutan pada acara Dialog Publik “Mengangkat Gengsi Singkong untuk Memantapkan Ketahanan Pangan” yang digelar  Badan Ketahanan pangan dengan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Jakarta, Selasa (17/4).

 “Selain itu, perlu pula meningkatkan kemampuan petani mulai dari budidaya, penanganan pascapanen dan proses pengolahannya. Juga, perlu adanya insentif bagi swasta untuk pembangunan infrastruktur pada kawasan agroindustri berbasis ubi kayu,” papar Suryana.       

Komoditas Strategis Nasional

Pada acara Dialog Publik ini, Suharyo Husen, Ketua I Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), menegaskan permasalahan pada ubi kayu adalah belum ditetapkannya komoditas ini sebagai komoditas strategis nasional. Oleh karena itu, ia mendesak ubi kayu ditetapkan sebagai komoditas strategis nasional mengingat kemultigunaan dan keberadaannya yang tersebar di seluruh Bumi Nusantara. 

Sedangkan Maman Suherman, Direktur Budididaya Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan Kementan, menambahkan, salah satu potensi pengembangan ubi kayu  adalah biaya produksinya yang per satuan luas lebih murah 20%-40% dibandingkan padi gogo dan komoditas palawija lainnya. “Sistem budidayanya juga telah dikenal petani di 33 provinsi,” tandas Maman.

Sementara itu, Nazaruddin, Direktur Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementan, juga mengungkapkan peran penting ubi kayu dalam program diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah  yang merupakan bagian dari target Kementan. “Ubi kaya dapat diolah jadi bermacam produk pangan sumber karbohidrat, jadi diharapkan bisa menjadi alternatif pengganti beras, sehingga tingkat konsumsi beras turun,” papar Nazaruddin.

Bisa disimpulkan, semua pihak yang berbicara dalam acara ini bertekad mendukung program percepatan diversifikasi pangan dan upaya mengangkat pamor ubi kayu sebagai komoditas strategis nasional. 

Syaiful Hakim

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain